Sabtu, 09 Mei 2015




Halo kawan-kawan,salam kenal ja, dari aku si pencipta novel aneh ini!
Nama:Ayik Kurniasari
Alamat web:
-FB: Ayik Kurniasari
-Twiter: @ayikloveminoz
-Eskimi: Ayik Kurniasari
-Line: Ayik Kurniasari
-We chat: Ayik Kurniasari
-Blog: http://ayik.lawrencer.blogspot.com
Nomor Telepon:kapan-kapan ja ya? soalnya privasi

Makasih, semoga Terhibur

-sekian-



Kata Pengantar
Novel ini kupersembahkan untuk keluargaku, untuk teman dan yang merasa sahabat setiaku. Untuk SMP N 1 Padamara. Untuk orang-orang yang selalu mendukungku dan mengkritikku. Aku sayang kalian. Tanpa kalian tak ada hidupku yang berarti. Wleekk!!!!
Terimakasih sudah mendukungku,dan aku selalu menunggu kritik dan saran kalian. Kirimin aja lewat sosmed diatas tadi, insya Allah kan aku jawab kok!.

Selamat baca!
Di harap membaca dengan intonasi yang tepat,dan imajinasi


‘’Rahasia hati yang tergores’’



Daftar isi
Kau tahu?...................................................................................................................................hal 4
Aku tahu!....................................................................................................................................hal 7
Tak apa kalau itu takdirnya…………………………………………………………………..hal 11
Sakitnya tuh disini!..................................................................................................................hal 13
Ada yang beda? Coba tebak!...................................................................................................hal 15
Kesempatan yang tak terlupa………………………...………………………………………hal 20
Stay in South Korea………………………………………………………………………….hal 25
Kegeeran……………………………………………………………………………………..hal 29
Perkenalan……………………………………………………………………………………hal 34
Perubahan……………………………………………………………………………………hal 37
Kenapa jadi seperti ini?............................................................................................................hal 39
Aku akan membalasnya untukmu……………………………………………………………hal 43
Refresing to Nami Island……………………………………………………………….……hal 44
Aku ingin memeluk kalian satu kali lagi…………………………………..………...............hal 45
Bersamamu ku Ingin……………………………………………………………………........hal 48
First Snow……………………………………………………………………………………hal 49
Moment My Wisuda………………………………………………………………………....hal 51
Aku ingin memeluk kalian satu kali lagi……………………………………………….……hal 54
Milikmu……………………………………...……………………………………………….hal 59




Kau tahu?

Kring-kring  (hai! Kawan -kawan sudah masuk ya)’’ cepet banget ya..masuknya padahal kita kan belum selesai pameran up-date shop’’kedengarannya Mika Cs lagi pada khawatir ,karena mereka belum selesai ajang pameran u-shop ya..sebangsa..dan senegeri baju-baju up-date,sepatu dan tas berendit,aksesoris,cat kuku,dan sebagainya.Menurutku itu semua gak penting,karena selain buang-buang waktu juga buang uang,iya kn,,.

Ya aku dan Mika dulunya bersahabat tapi hubungan kami berakhir setelah ia salah paham dengan ku.Masalahnya hanya seekor cowok.Namanya Akmal.Jadi kami bertiga bersahabat sejak kelas dua smp,tapi semenjak Akmal menyatakan perasaanya padaku,dan itu diketahui oleh Mika.Mika suka padanya,tapi aku tidak.Karena menurutku kami adalah sahabat,dan perasanku hanya sebagai sahabat,tak akan berubah  ….iklan…  (dari dulu gak ada yang berubah).Walaupun Akmal murid terpandai waktu SMP,adik kelas dan kakak kelas menyukainya,ia anak guru dan bu lurah di desaku,ia pandai pelajaran Matematik(I hate that..).Tapi apa boleh buat itu kenyataanya. Lagian, waktu itu masih terlalu cepat untukku mengenal cinta.

Tapi sekarang,Akmal ikut bersama kakek dan neneknya di Jakarta.Sekalian ia melanjutkan ke SMA,ia pernah bilang ia ingin sekali jadi Dosen.Ya,,Amin semoga tercapai ya,,,. Hari Senin siang itu berakhir di sekolah, Aku capek dan malas mendengarkan Bu Tutin mengajar Matematik. Hampir 90% siswa SMA 5 Semarang is my school. Membenci tuh! pelajaran. Sebenarnya matematik gampang,tak payah di hafal. Hanya ketrampilan menhitung dan ingatan rumus.Tapi tak semua pelajaran ku sebali.Aku menyukai pelajaran Bahasa Inggris,Bahasa Indonesia,dan IPA.
Baru sampai gerbang,hujan mengguyur wajahku sampai sepatuku. Ah… padahal aku ingin bekerja di kedai Mak Winah.Ya dia adalah orang  yang selama ini membantu lika-liku ekonomi keluargaku.Aku bekerja sebagai kasir dari kedai oleh-oleh khas Semarang ala Mak Winah itu.Ya aku memang orang tak mampu.Dulu ayahku seorang kapiten eh seorang pengusaha tekstil.Tapi kini bangkrut. Dan hubungan aku dan ayahku tak harmonis seperti dulu lagi. Ayahku sering memarahiku jika aku pulang membawa jeripayah yang sedikit,ia suka pulang larut malam,suka membentak bunda,memukulku dan kedua adikku. Aku tidak sanggup menceritakan hubungan kami. Lebih-lebih tentang Kak Meisa.Ia kini merantau ke negeri Paman Sam. Tak pernah beri kami kabar,tak beri kami uang,dan tak pernah pulang. Itu terjadi karena pertengkaran hebat antara dia dan ayah empat tahun lalu.Akupun tak tahu ia bekerja apa di sana. Kami tahu ia pergi ke America itupun dari temannya, Kak Sita.
‘’Ya Allah aku mohon hentikan hujannya,aku harus pulang. Bunda pasti masih kerja,Safa dan Alif ?mereka belum makan’ ’kataku dengan suara lirih menahan tangis,di halte bus. Hujan waktu itu sangatlah lebat,akupun tak nekad untuk berlari.’’Alhamdullillah,hujan dah reda’’.  Tiba-tiba ,’’Mbak, maaf ini pakai payung saya aja.’’ Kata lelaki yang sedari tadi duduk disampingku.’’Aeh.. apa?’’ jawabku bingung.’’bukannya mbak sekolah di situ kan’’. Ia sambil menunjuk sekolahku di seberang halte ini.’’Oh iya mas(mas? apa kataku?!!! Tampaknya ia berusia seperti ku 18 taunan, kale ya. (Ah emang aye piker ape)’’.’’Pakai aja mbak gak usah dikembalikan kok! besokkan Selasa,takut basah bajunya’’.’’Makasih mas’’ ku jawab dengan jantung berdegup.Ceiilah apaan coba,aku kan punya misi aku gak akan suka sama cowok sebelum aku sukses dan ngebanggain bunda. Tapi aku gak bisa bohong. Dia ganteng,manis,keliatannya baik,tinggi,cool,rambut sempong ala ABG cap ganteng…….ssst semenjak kapan aku kenal kata-kata itu,,hhh lupain Nadita lupaiin,,semua laki-laki itu sama! playboy. Kecuali kakek-kakek dan anak-anak dibawah usia. Tuh kn aku jadi alay.Akupun meninggalkannya di halte.Ku berharap pangeranku sepertinya.(Tahayul…)

Sepanjang jalan ku senyum-senyum sendiri dan memegang payung ini dengan pe…ra…sa…an. Jarak antara rumahku dan sekolah berkisar 3 km. Aku hanya bisa jalan kaki,sebab tak ada biaya. Tiba-tiba’’Pak, jangan tuan kasihan kami,semua barang-barang itu milik kami. hhhehk..hhhek’’ucap Safa.’’Astagfirullah Bun,ada apa?’’tanyaku.’’Hei bocah, Ayahmu si tengik itu utang pada bos kami, DUA JUTA,seminggu lalu  dan belum di bayar. Katanya suruh ambil barang rumah kalian!. Dia kalah judi.’’ bentak seorang anak buah rentenir ,rajanya tukang judi kampung sebelah. Mereka meninggalkan kami begitu saja. Yang aku bisa lakukan adalah menjatuhkan air mata. Maaf mungkin aku kini tak punya air mata lagi. Itu semua karena si brengsek Ayahku. Biarkan aku jadi anak yang paling durhaka sedunia akhirat,toh itu kenyataannya.’’Bun,gak  apapa, Safa Alif?’’kataku menahan tangis.’’Dit,ayahmu hkhkh..’’ bundaku bilang.’’Iya,iya biar bun suatu saat Allah yang balas.’’jawabku meyakinkannya.

Setelah usai,bunda menyuruhku membeli makanan sore,gorengan di dekat jalan. Rumah kami agak masuk gang,tapi tak terlalu jelek,walau kami orang tak punya. ‘’Dit, nyah pakai uang bunda,beli makan sana,kasihan adikmu.’’perintah bunda.’’Nggak bun,pakai uang aku ja..uangku masih utuh,uang bunda untuk bayar tagihan listrik.’’.’’Tapi aya..’’. ’’Lebih baik habiskan uang itu untuk bayar keperluan daripada untuk si..’’. ’’Stop Dita kamu nggak boleh bilang Ayah mu si..si lagi. Itu ayah kadungmu. Kamu harus sopan.’’.’’Tapi Bun,  Ayah macam apaan kaya gitu aku benci.’’ akupun meninggalkan bunda. Lebih baik,daripada aku menamabah dosa karena berdebat dengannya. Aku pergi ke warung yang jual gorengan.’’Buk,beli tempe sama tahu brontak’e  yo buk.’’kataku.’’Eh,Dit apa iya tadi anak buahnya juragan Munir ke rumah kamu?’’kata tetanggaku.’’Ya bener! nagih utang sambil ngacak-ngacak rumah ya?’’ kata tetangga yang lain. ’’Ssst,Ibu-ibu gak boleh kaya gitu,jangan ngurusin orang!’’kata pemilik warung. Akupun setuju dengan pendapatnya. Setelah menerima dan membayar,aku pergi tanpa menghiraukan mereka bilang apa tentang kami.’’Eh di ajak bicara malah,pergi’’. Emosiku tak tertahankan ‘’Hai Bu!,jangan ngurusin orang,pikir diri sendiri dong. Kaya dah bener aja’’bentakku. Maafkan aku ya Allah aku berbuat dosa lagi hari ini. Akupun lekas pergi.

Setelah kami shalat Maghrib,kami makan dengan gorengan yang tadi di beli. Trong…trong..tong..tong(motor ayahku). ‘’Heh!! Buka pintu cepet aku capek nih!. ‘’.’’Iya mas,dari…’’. ’’Ssst brisik! ngomongnya besok ja aku capek’’.kata Ayahku.’’Ayah,ibu tanya ayah.’’kata Safa.’’Heh..ni bocah kecil’’.jawab ayah.’’Ayah tadi sore ada anak buahnya Munir kesini,mereka ngambil barang-barang kita.Itu semua karena Ayah!.’’sambungku.’’Bagus dong,salah siapa bundamu gak kasih uang ke Ayah.hah!(sambil menamparku)’’.Tapi ku tak memperdulikannya.’’Ayah kalau begini caranya bisa-bisa rumah kita jadi korban selanjutnya,kita punya apa Ayah?aku mohon stop!  dengan semua ini.Ingat Allah Ayah,ingat akhirat!’’. ’’Hah bocah sialan(mendorongku,sampai ku mengenai paku yang ada di tembok belakang)’’.’’Hekhekhkkhk, Ayah jahat,Dita benci,benci semua ini,Dita pengin kaya dulu lagi,pengin,hehekhkkhk (menahan tangis)Ya Allah,sadarkan Ayah!!!..(masuk kedalam kamar dan mengunci pintu)’’.’’Sudah Mas,Istighfar,’’.’’Heh kamu lagi,budek tau kuping aku’’.(suara mereka masih terdengar didalam kamarku)









Aku tahu!

Setelah selesai shalat shubuh,aku siap-siap ke sekolah. Tapi saat aku melintas di kamar bunda,aku melihat ayah tidak ada di kamarnya. Apa dia pergi lagi?tapi kemana?apa dia judi lagi?dasar brengsek. Ucapku dalam hati. Aku ke belakang,untuk melihat motor ayah.’’Hah,tapi ada,tapi dimana?’’. Motor ada, tapi orangnya yang gak ada’’.ucapku dalam hati. Tiba-tiba,ku mendengar ayah sedang berbicara.’’Iya sayang nanti siang aku ke rumah,tapi aku harus nyopet dulu ditaman deket mall langganan. Oke!’’kata ayah,dengan suara lirih,mungkin supaya tidak terdengar,tapi sayang aku mendengarnya. Kemudian ayah pergi ke kamar mandi,untung aku tak terlihat.Aku kepo,aku ingin melihat riwayat panggilan masuk miliknya,di handphonenya. Aku menemukan kontak dengan nama ‘yayang?’. Aku curiga,aku meletakkan handphone ayah dan duduk di kursi.’’Kamu belum siap-siap?dah siang. Cepet bikin sarapan’’kata ayah. Sontak aku terkejut. Alhamdulilah,ia tidak melihatnya. Aku bergegas membuat mie goreng dua bungkus. Setelah makan,aku pamitan pada bunda. Tapi tidak pada ayah.

Se..panjang.. jalan aku memikirkan hal itu. Apa ayah selingkuh,tapi mengapa,mengapa pernikahannya dengan bunda harus dikhianati. Sampai akhirnya aku tiba di sekolah,tanpa sadar. (Kring-kring). Hah! untung,apa aku kesiangan,mungkin akibat aku mikir sepanjang jalan ya. Tapi lebih baik,dari pada terlambat. Bisa-bisa aku di suruh pulang lagi. Ada ulangan lagi, Bahasa Inggris. Aku duduk dan masih memikir.’’Selamat pagi anak-anak!.’’sapa Pak Yitno,selaku wali kelas’’.’’Se..la..mat..pa..gi pak..’’jawab murid serentak. Tumben mereka kompak,apa habis dikasih ampau.’’Dita,liat depan coba! handsome tak!hah?’’kata Ririh teman sebangkuku.’’Hah,yang mana,menurutmu pak guru ganteng,ya udah kale tembak aja (kataku masih dalam keadaan bengong).’’Hayoiyoo..wlek pak guru,kau kata aku suruh dimarahi istrinya?liat dong,ada anak laki cuakep’’sambungnya. Aku melihat laki-laki di depan. Sepertinya aku kenal. Yeach,dia yang kemarin meminjamiku payung dihalte.’’Nah nak,perkenalkan nama lengkap,alamat rumah,sekolah asal,dan mengapa kamu pindah kesini!’’ledek pak guru.’’Ya..elah pak,biar ja dia yang bilang sendiri’’kata Mika dengan tegas.’’Hhh,kamu giliran cowok ganteng melek,matemetik dan fisika tuh dipikir’’balas Pak Yitno.’’huuuuu..’’kata teman-teman serentak’’.’’Ye brisik kalian,,,’’balas Mika.

‘’Ya nama saya Muhamad Rolan Alvian Maulana,biasa dipanggi Rolan,saya tinggal disini dirumah nenek saya di jalan Jend.Sudirman no 42. Pasti tau kan,asal sekolah dari SMA 25 Jakarta,saya pindah sebab ayah saya dipindah tugaskan kesini.’’jawabnya dengan ala suara berat laki-laki ABG. Semakin menambah decak kagumku padanya,Ouhh now your handsome baby   wleeek!!!.’’Nah anak-anak,ada yang kurang jel..’’tanya pak guru.’’Ada pak,nomor teleponmu,pin BB-mu berapa?’’kata Mika sambil malu-malu kucing. Memang seperti itulah watak aslinya,jika ada anak laki ganteng,pasti seperti itu. Menurutku,ia kan anak orang kaya,tapi tidak digunakan dengan baik,ia les di lembaga terkenal Indonesia di ‘’G’’,tapi tak ada perubahan. Uang sangunya pun selalu di habiskan untuk beli barang tak berguna,bukan di tabung.’’Kamu itu Mika selalu cekatan,kalau masalah itu’’balas Pak Yitno.’’Iya tuh Mika memang kaya gitu Rolan’’kata Cs nya.’’Ehh,kamu kok bukan ngebelain malah malu-maluin aku sihh. HHHH!!!!’’bentak Mika.’’Maaf Mi..ka ya?kalau masalah itu privasi saya.’’jawab Rolan singkat. Aha…kasihan kamu Mika,mungkin balasan orang nyebelin. Mika pun menunjukkan muka  muramnya.’’Nah Rolan,kamu boleh duduk di samping bangku kosong yang ada di kanan Nadita’’kata pak guru sambil menunjukku.

Ulangan Bahasa Inggris gak jadi. Padahal dah belajar. Aku meihat Rolan keluar dari kelas bersama Fakih,teman sebangkunya yang baru. Apakah dia tak mengenaliku?. Aku istirahat di kantin bersama Ririh,dan Fadiah. Saat ku makan di kantin,tiba-tiba.’’Hai,Dita,Ririh,Diah. Ku dengar kelasmu ada anak baru ya?siapa namanya?kata teman kelasku dan 12 D dia ganteng. Benarkah?’’tanya Nely sahabatku yang lain yang beda kelas. Jadi kami berempat itu waktu kelas 10 bersahabat. Tapi kami dan Nely terpisah di kelas 12 nya. Tapi kami masih berkomunikasi secara baik.’’Iya Nel,dia itu ganteng.’’jawab Fadiah.’’Tambahin dong,dia itu manis’’sambung Ririh dengan wajah menghayalnya.’’Dan keliatannya baik’’sambung Fadiah.’’Wah,kalian kompak banget…gak sabar aku liat dia. Eehh nanti kasih tau aku ya!....’’balas Nely.’’Kamu gak nambahin Dit?’’sambungnya.’’Aeeh apa(aku hanya bisa melihat wajahnya tanpa suara untuk menjawabnya)’’. Nely hanya menggeleng kepala kepadaku. Iya Nel,aku setuju dengan mereka berdua,dia segalanya,tapi entah mengapa aku tak dapat menjawabnya.’’Nel cepet kita kan ada ulangan fisika,mau belajar nih!’’tiba-tiba kata Efa,teman sekelasnya Nely.’’Hai semua,kita pergi dulu ya ada ulangan!’’sapa Efa,sambil menyeret tangannya.

Bel pulang berkumandang. Waktunya bekerja di kedai mak Winah. Tapi sesaat aku melihat Rolan lewat. Aku mengejarnya.’’Hai,ada apa?’’tanyanya. Ya ampun,jantungku mau copot,karena lari?apa liat mukanya?.’’Astaghfirullah Ya Allah,’’Rol..an aehh kamu gak kenal aku? halte?’’tanyaku.’’O,iya halte ya?’’jawabnya. Kemudian hujan mengguyur kami. Biasanya,hari Selasa adalah hari sialku,tapi kini hari beruntung,karena kami berteduh bersama.’’Maaf,nama kamu siapa?aku lupa?’’tanyanya padaku.’’Namaku Nadita Safia Anjaningrum’’.’’O,iya. Dipanggilnya,Dita apa?’’.’’Hmm(sambil menganggukan kepala dengan malu). Hujan  sudah reda,kami jalan bersama sampai terpisah oleh jalan.’’Ati-ati ya..’’katanya.’’Sama-sama,eh iya(tersipu malu). Oh Tuhan kenapa waktu deket dia tuh rasanya beda,biasa kaya tempe goring kini jadi bakso kali ya?,,,,. Ah,lupain anggap saja diantara kita tak pernah ada pembicaraan
Setelah pulang dari bekerja,sebelum sampai rumah sekitar 50 meterran lah dari rumah,aku melihat ayah bersama wanita lain. Apa dia wanitanya,aku harus ikuti mereka. Tapi ku akui,motor ayah melaju cukup cepat aku tak ada pilihan,aku harus lari. Sepertinya aku kenal wanita itu,wanita itu memang orang kampong sebelah. Aku pernah berpas-passan dengannya di…di..Ya!di pasar. Dia juga bersama lelaki tua lain. Wlek! dasar cabe. Aku juga pernah dengar berita tentangnya,kata orang dia adalah janda. Ia pernah dikabarkan hamil diluar nikah,katanya anaknya keguguran padahal dibuang,dan dicerai suaminya sebab ia ketauan selingkuh. Nggak,nggak munngkin Ya Allah aku pasti lagi mimpi.  Aku gak boleh pulang larut malam. Aku pulang kerja sekitar jam setengah tujuh soreanlah,mengikuti ayah ada setengah jam’an.
‘’Assalamu’alaikum,bund(sambil mencium tangan bunda)’’.’’Wa’alaikum salam,kamu kok pulang nya agak telat sih?apa pelanggan banyak ya?’’tanya bunda padaku.’’Iya bund,Alhamdulillah.’’jawabku terpaksa bohong.’’Ya udah,ganti baju,trus makan ya..sama adik-adikmu. Bunda masak tahu goreng sama sayur sop. Alhamdulillah,tadi bunda gajian.’’ ’’Iya bund.’’jawabku singkat. Setelah shalat Isya,dan belajar sekitar jam 9 lebih,bunda dah tertidur lelap. Kasihan dia,mungkin kecapean. Biasanya bunda mengamanatiku untuk mengunci pintu,soalnya kadang ayah membawa kunci cadangan.’’Heh belum tidur kamu Dit’’kata ayah setelah pulang barusan. Dalam hati ku berkata,’belum aku sengaja membongkar bangkaimu dari kami,laki laki brengsek.’’Belum yah,’’jawabku singkat.’’Yah,ayah gak usah bohong deh,Dita tau ayah selingkuh sama janda kampung sebelah kan,ngaku?!’’sambungku.’’Heh bocah,kamu tau dari mana hah?jangan fitnah!(sambil menjenggung kepalaku setelah mengapit kedua pipiku dengan kasar dan sampai merah kebiru-biruan)’’.’’Aku liat dan Allah tau sebelum mereka tau’’.balasku.’’Hahhh,kalau kamu bilang bunda,kedua adikmu akan ayah bunuh!ingat itu’’balas ayah. ’’Apa!,ayah ambil semua aku ikhlas,tapi aku gak ikhlas kalau ayah ambil bunda dan adik,setelah ambil Kak Meisa. Ayah jahat’’. ’’Apa Masya Allah…,hehekkkk kenapa mas,kenapa kamu tega?’’kata bunda secara tega. ’’Bunda..’’. ’’Heh ini lagi,buat pusing kenapa kalian selalu buat aku pusing,pantesan aku gak betah disini(sambil meludah ke lantai).

Seketika itu juga kedua adikku mendengarnya juga,mungkin karena volume suara kita keras,dan ayahpun juga meninggalkan kami.’’Ayah,tunggu..’’kata Alif,adik bungsuku. Dia mengejar ayah sampai ke jalan. Aku dan Safa mengejar Alif. Hingga,(Tin-tin-tin-tiiin..)’’Alif tunggu,a…wasss!!!!!. Hehehkkk,gak  Ya Allah,’’. Alif dilarikan ke rumah sakit. Tapi sayang nyawanya dan sopir truk itu tewas ditempat. Aku pergi ke halaman meninggalkan bunda dan Safa di ruang UGD.’’Ya Allah,kenapa semua ini terjadi padaku?!!!kenapa?aku rela jadi miskin,aku rela jadi buruk rupa,cacat,penyakitan,ditinggalkan cowok yang kusukai,tapi tidak untuk mereka bertiga,mereka yang memberiku nafas kehidupan sampai sekarang,setelah kau ambil Kak Meisa,Alif,lalu siapa lagi..siapa..la…gi..hehehkkk. Kau tak adil. Aku benci semua ini aku gak bisa terima semua ini.’’kata ku penuh penyesalan pada Tuhan. Aku kembali pada ibu dan Safa dengan mata bengkak,dan nafas tersengal.’’Bu warti,bunda dan Safa mana,kok! mereka gak ada didalam,mereka dah pulang?’’tanyaku pada Bu Warti tetanggaku yang menemani kami ke rumah sakit.’’Nak,bundamu..bundamu masuk rumah…sa ha eahahah..hehehkk jiwa…’’jawabnya menahan tangis di pundakku.’’Apa!gak Astagfirullah’’.’’Di dalam ruangan dia sempat menjebleskan kepalanya ke tembok’’.’’Bu, rumah sakit jiwanya dimana bu?’’tanya ku.

Kami pulang sekitar jam sebelas malam. Kata perawat rumah sakit jiwa bunda tak boleh ditengok siapa-siapa dulu,ia butuh perawatan intens,untuk mengobati lukanya. Aku tidur di kamar Safa,yang tak lain juga di tiduri oleh Alif dan bunda. Tiga hari  aku tak bisa tidur. Dalam hatiku berkata,memang dari dulu hari Selasa gak pernah berubah tetap menyialkan,aku benci Selasa,aku benci takdir,aku benci waktu!. Aku memikirkan hal itu dengan terus memeluk Safa,aku tak mau kehilangan korban selanjutnya. Apalagi waktu Alif tetrabak,ayah tak menghiraukan,dia memang si brengsek sialan,aku tak akan pernah mau menganggapnya sebagai ayah lagi. Aku tak punya ayah,ayah ku sudah mati di telan bumi. ’’Safa,kakak berangkat ya..kamu nanti ati-ati!belajar yang bener!dan lupain masalah kamu. Kamu gak pantas punya masalah,yang pantas itu orang dewasa aja,soal bunda biar perawat yang menjaga,dan Allah yang menyembuhkan.’’kataku yang ku ulang tiga hari berturut-turut.











TAK APA KALAU ITU TAKDIRNYA

‘’Dit,…’’(sambil memeluk dan menjatuhkan kepalanya di puundakku). Ya,dia Rolan. Akhirnya kami bersahabat setelah tiga bulan kejadian tragis yang kusembunyikan itu. ‘’Ada apa?Rolan kamu galau?’’kataku dengan mengerutkan alis. ‘’Ya,aku galau karenamu’’jawabnya. Jantungku seketika berdetak kencang,apa dia mulai mencintai…..tidak..tidak..bagaimana mungkin dia mencintai orang sepertiku, lagipula aku tak mau bersenang senang sebelum bunda sembuh. ’’Tapi kenapa’’tanyaku. Dia akhirnya melepaskan kepala dengan lehernya yang hangat itu dari pundakku. ‘’Kenapa?kenapa kamu gak bilang ke aku,kalau kamu tertimpa musibah?aku kan sahabat kamu?’’jawabnya. Apa Rolan sahabat? Ternyata dia hanya menganggapku sebagai sahabat,tidak lebih. Tak apa lah yang penting aku masih bisa bersamanya. ’’Iya maafin aku’’jawabku patah semangat.’’Iya,gak papa,aku turut berduka cita ya, tapi kalau kamu ada masalah,kamu jangan sungkan, wajib kasih tau aku,aku pasti akan bantu’’sambungnya.’’Iya iya,gimana  kalau kita ke kantin aku lapeeer nih,habis matematik,otakku terkuras habis,he..he..’’ledekku.

Saat kami makan,tiba-tiba,,,,,. ‘’Dit,perempuan itu siapa? tuh..tuh..(sambil menunjuk kepadaku)’’tanyanya. ‘’O, dia itu anak kelas 12 D namanya Dinda tapi sih sering dipanggil Icha. Kamu naksir?’’.tanyaku curiga. ’’Iya,hh! gak-gak cuman dia manis,cantik,rambutnya panjang’’jawabnya. ‘’Tambahin sekalian,seksi!’’kataku cemburu. ‘’Haaaaa?bisa jadi bisa jadi..ya enggaklah’’jawabnya dengan tetap cupang(curi-curi pandang) pada Icha. ‘’O!!’’.kataku. ’’Eh,ke kelas yuk!,takut masuk,kan nanti pelajarannya Bu Elfida,takut di beri sanksi kalau terlambat, lagian dia orang masuknya cepet’’kataku sambil jalan menuju kasir untuk membayar. ‘’Yah..yah..iih tungguin kale..’’ katanya yang tak kau hirau kan. Kring-kring,bel pulang. ‘’Dah,Nadita yang imuet jutek abis’’hiburnya padaku. Ya jujur aku agak sedikit tersanjung. Wkwkwkw. Setelah bekerja,’’Dit,ini uangnya gunakan dengan baik ya..’’kata Mak Winah. ‘’Iya mak,makasih banyak.’’balasku.’’Sama-sama,ati ati di jalan’’.sambungnya. Aku hanya menganggukan kepala. Makasih Ya Allah atas rejekinya. Lumayan uangnya ditabung untuk dana ngelanjutin sekolahnya Safa ke SMP.

Dua bulan sudah,aku kangen bunda,aku berniat mengunjunginya. Tapi sayangnya Safa tak bisa ikut,sebab ia ada tambahan pelajaran untuk menghadapi UN. Ku doa kan semoga lulus dengan nilai yang baik,Amin Ya Allah. ‘’Sus, Ibu Fira mana ya..’ ’tanyaku pada perawat .’’Mari mba,saya antarkan’’jawabnya.’’Itu mba,’’sambungnya. Kok kaya aku liat ada bapak-bapak ya..apa itu ayah?tapi untuk apa?kok sifatnya berubah si?tak sabar,ku langsung menghampirinya. ‘’Bunda..’’ sambil memeluknya. ‘’Allah Ya Allah,makasih kamu datang kesini juga’’kata bunda. ’’Bund, bunda dah sembuh’’. ‘’Iya nak, Kata perawat si, berkat bantuan Om Fardan,dia teman SMA bunda dulu. Ayo salim dulu’’. Aku menuruti kata bunda. Aku bahagia,kini bunda sembuh,terutama sembuh hati,dan jiwanya. Mengapa?pasti bingung,Alhamdulillah bunda dan ayah sudah bercerai satu bulan yang lalu. Tapi kini derajat keluargaku terangkat. Sebab,Ayah Fardan telah menikahi bunda. Dia adalah seorang Dosen di UNES. Dia baik,bukan perokok,dia bukan orang yang tak bertanggungjawab tentunya,dia bisa menerima kekurangan bundaku. Safa pun bisa melanjutkan sekolahnya. Om Fardan berusia 47 tahun dan bunda berusia 46 tahun. Mereka masih terlihat muda,tampan dan cantik tentunya. Aku bahagia. Trimakasih Ya Allah. Ternyata kau bukan mengambil tapi mengganti yang lebih baik.

Aku masih tetap bekerja,ya memang aku sudah menjadi orang mampu. Tapi aku tak akan melupakan jasa dari Mak Winah. Aku masih ingin membantunya berdagang di kedai oleh-oleh khas Semarang itu. Lagian katanya, Mak sayang padaku. Dia sudah menganggapku seperti cucunya sendiri. ‘’Dit,kenalin nih cucu Mak, namanya Iif. Kenalan dong ’’kata Mak Winah di sela-sela jam istirahat. ‘’Halo…mba,Iif,panggil ja bang Iif,dari Jakarta.’’katanya begitu jelas di kuping. ‘’Oh,iya saya Dita bang,kasir kedai ini,kalau ada keperluan bilang aja bang sama saya,siapa tau saya bisa bantu’’.kataku yang penuh sok!. Kenapa ya?habisnya dia itu mirip….e…..Rolan deh. Iya! Bener. ‘’Omah,sekarang?’’. ‘’Ya udah sana,tapi apa Dita mau?’’. Kata mereka yang membawa-bawa namaku. ‘’Eehh,Dita kamu bisa nemenin aku gak,keliling Kota Semarang,aku pasalnya gak tau jalan disini. Aku pengin jalan-jalan,tapi gak sekarang gak papa kok’’katanya terlalu cepat itu. ‘’Aku si,gak papa bang tapi harus ijin bundaku dulu,tapi pasti boleh kok! Tapi kapan?’’

‘’Ayo jadi ikut gak? Alan,mau berangkat ni, O gak ya udah,tapi jangan nyesel ya?’’ terdengar pembicaraan Bang Iif dengan oran lain lewat HP. ‘’Ya..Dit,Rih, adikku gak bisa ikut ga papa”. Kata Bang Iif padaku. ‘’Oh gak papa bang’’balasku. ‘’Lest Go!’’ perintah Bang Iif sambil menstrater mobil Albertnya. Seharian kami jalan-jalan ke Kota Tua,Simpanglima,Pantai Marina,Lawang Sewu,dan Bandungan. ‘’Wah gak sia-sia aku ke Semarang ternyata bagus ya tempatnya. Kata Bang Iif kepada kami. Hingga kami pulang pukul 9 malam yang berangkat dari jam 8 pagi. Tapi bundaku mengijinkan,lagian aku di temani Ririh,jadi bunda percaya dech. Aku pulang membawa banyak oleh-oleh. Aku langsung istirahat.




Sakitnya tuh! disini tau gak?

‘’Dit,kamu nanti ada acara gak jam 4 sore?’’ tanya Rolan padaku. ‘’Eeeem enggak kenapa si?’’ tanyaku balik. ‘’Aku mau ngajak kamu jalan-jalan mau gak?’’ katanya. Yeach elahh Lan-Lan kagak usah ditanya!aku dah melotot mau lah. ‘’Eeem boleh-boleh,pulang jam berapa?’’ kataku sok! Jaim. ‘’Sekitar jam setengah 7 sore lah’’ balasnya. ‘’Oke tapi bilang bunda dulu ya.. nanti kalau boleh aku hubungi balik,nunggu di mana nih?’’. ‘’Biasa,halte jam 4 sore gak boleh telat,kalu be late! Hukumannya duduk dilapangan sekolah sambil semedi. Tapi kalau awal banget ya silahkan gak ada yang ngelarang  Dit,’’ ledeknya. ’’ Iiih, lebai banget hukumannya,gak mau kalau gitu’’ balasku sinis. ‘’Enggak lah Cuma becanda doang, jangan diambil ginjal.. ‘’ ledeknya lagi. ‘’Heeeh….ambil hati!gak sekalian ambil uretra hah?’’ledekku balik. Dan akhirnya kami terpisah.

Akhirnya kesempatan,bunda ngebolehin aku,asalkan gak macem-macem. Tapi kata bunda,bunda percaya sama Rolan dia orang baik,kata bunda. Dia juga sering main ke rumah. Aku sengaja tampil beda. Rambut yang biasa ku ikat kini ku hair-dryer setelah di keramasi dengan penuh perasaan,ku beri vitamin rambut, ku buat rambut itu ikat setenganh dengan jepit berwarna coklat lembut. Ku pakai juga baju seperti daster,tapi bukan daster,dengan panjang 20 cm dari atas lutut. Ku beri hand-body kulitku,ku make-up pipiku dengan perona blash-on,dan ku poles bibirku yang mungil ini dengan lipstick merah dengan sangat tipis,agar tidak kelihatan menor. Dan tak lupa aku pakai air-liner. Aku pun memakai sepatu sandal atau sepatu princess tau kan?. Berwarna coklat hitam manis. Seperti manisnya penampilanku saat ini. Bundapun kagum melihat anak perawannya yang biasa kucel,kini cantik merona.

‘’Ihh,Lan lama banget si! Telat lima menit lagi,katanya jangan telat’’kataku ketika mobilnya berhenti di depan halte. ‘’Sory,….masuk!’’ perintahnya. ‘’Dit,kamu keliatan beda!kamu keliatan cantik’’kata Rolan padaku. Ya apa yang bisa aku lakukan?benar hanya tersipu malu. Saat kami duduk di taman,tiba-tiba. ‘’Ye!,Icha alias Dindaku dah dateng’’.kata Rolan dengan penuh semangat. ‘’Hei,Lan kamu ajak Dinda?’’tanyaku penuh sinis. ‘’Ohh,iya dong selain aku ajak sahabatku aku juga ajak orang yang aku sayang dong’’. Kata Rolan dengan tanpa sadar menyakiti hatiku. ‘’Eeem,Lan aku mending beli es krim dulu ya…’’ alihku. ‘’ Dita,aku juga titip dong’’kata Dinda. ‘’Kamu mau titip apa?’’tanya Rolan pada Dinda. ‘’Eeeem aku rasa vanilla aja dech’’kata Dinda.’’Oke,aku coklat’’kata Rolan sambil menyodorkan uangnya padaku. ‘’Enggak uuu..sa..h pake..uang aku aja’’kataku sambil terbata-bata. ‘’Ye! Kamu tuh kan aku yang ajak,ya aku yang traktir dong’’kata Rolan penuh kealiman. Dengan terpaksa aku menurutinya. Kau tak tanya aku mau es krim rasa apa Rolan?tapi tak perlu ditanya aku pasti akan menjawab rasa sakitnya tuh disini atau?rasa darah. Setelah aku membeli es krim aku melihat mereka dari kejauhan. Tampak Rolan memberi kalung,sepertinya aku kenal bukannya dua minggu lalu aku dan dia pergi ke toko mas,kami menaksir kalung itu,karena manis walau tampak sederhana. Tapi Dinda hanya menaruh kalung itu pada tempatnya dan dimasukkan pada tasnya. Mungkin agar ku tak tahu ya?. Tapi sayang aku tahu. ‘’Hai,niih es krimnya’’kataku menahan kebohongan.

‘’Wooiii,Dit,ye..ye.. tau gak?’’kata Rolan setelah istirahat di sekolah hari Selasa itu.’’Enggak memang apa?’’tanyaku. ‘’Ha?Aku dapet nomornya Icha,aku sms’an sama dia,aku calling-calling sama dia,BBM’an lagi. Alangkah senangnya Tuhan’’ katanya. Apa?alangkah menyedihkan bagiku. Sudah kuduga kau menyukainya. ‘’Eee,…Lan aku mau ke toilet,yak e toilet,bentar ya..dah kebelet’’alihku. ‘’Ya udah nanti ku tunggu kau di perpus ya!’’teriaknya. Tak ku hiraukan,ku berlari,ku menangis di depan kaca yang ada washtafel toilet. Kulampiaskan semuanya. Tapi aku sudah berjanji,bahwa..tak apa kehilangan lelaki yang ku sayangi daripada kehilangan bunda dan Safa. Baru pulang dari toilet wanita,tiba-tiba….’’Aku diterima sama Dinda,cintaku diterima kamu seneng gak?sahabatmu dapet pacar baru ha?.’’kata Rolan penuh semangat dengan mengagetkanku dari belakang. Jadi selama ini dia hanya menganggapku sebagai sahabat,tak lebih?baiklah jika itu yang ia mau. Memang benar cinta itu aneh,butuh pengorbanan,dan pastinya tak harus memiliki atau dimiliki. ‘’Ohh,itu senenglah’’kataku menahan sakitnya tuh disini.












Ada yang beda? coba tebak!

‘’Asalumu’alaikum?’’sapaku pada penghuni rumah. Rumahku kini sudah pindah,tentunya.lebih dekat dengan sekolah. ‘’Wa’alaikum salam’’jawab Kak Dilla. Dia adalah kakak perempuan tiriku. Awalnya ku kira ia jahat,seperti  yang di film-film…ternyata dia baik,rajin shalat,pintar Bahasa Inggris lagi dan cantik. ‘’Kok! Lesu kenapa galau?’’kata Kak Dilla. ‘’Iuh,dalam Kamus Dita enggak ada yang namanya GALAU,CEMBURU BUTA PLUS ALAY! You now’’kataku sambil membuka pintu kamar. Ya,ya..selain aneh Kak Dilla tuh orangnya perhatian tapi lebay. Dulu,Ibunya Kak Dilla meninggal waktu ia masih usia 5 tahun. Sama seperti meninggalnya Alif adik bungsuku yang mennggal di usia 5 tahun.

(Dubrak-dubrak)pintu kamarku seperti ada yang mengetuk jail. Siapa lagi?pasti Kak Dilla. ‘’Hehhh,apa si kak?masuk aja dasar tukang lebay’’kataku bête. ‘’Hmm,ratunya jutek’’kata Kak Dilla. Kami memang cepat akrab,hampir 3 bulanan lah. ‘’Besok kan Hari Minggu,aku ajak kamu jalan-jalan mau gak?’’katanya. ‘’Ha?tidak-tidak Hari Minggu adalah free day,and no activity.’’kataku sambil menyalakan kipas angin. ‘’Kamu itu,always be lazy yeach?’’.katanya. ‘’Tak pa lah’’kataku. ‘’Ya,udah si aku gak maksa,tapi nanti kalau di ajak ayah ke kebun  bersih-bersih apa lagi selokan sampai sipiten  jangan nyesel ya?’’katanya penuh pemaksaan. ‘’Ye…lahh memang gak ada pilihan si sama ja’’kataku yang ku sendiri tak tau apa artinya. ‘’Kalau mau si jam 8 udah siap,gampang kan?’’kata Kak Dilla.

Hari Minggu tiba,apa yang akan aku pilih ya?. Kepalaku masih terngiang-ngiang kata-kata Kak Dilla. Oke! Baiklah akan ku pilih,ku turuti maunya. Aku mandi setelah sarapan pakai mie goreng dan telur dadar seadanya. Masak sendiri lagi. Bunda dan Ayah lagi pergi ke pasar mungkin. Yang tinggal di rumah Cuma aku sama Kak Dilla. Safa pergi sama temennya tadi barusan pamit,katanya ada keperluan. ‘’Jadi gak?’’kata Kak Dilla tiba-tiba. ‘’Ya,udah dech boleh,dari pada aku nonton tv yang acaranya gak ada bedanya seperti hari biasa’’kataku. ‘’Oke!aku mandi dulu ya’’katanya.

‘’Yuk,Kak! ’’ kata ku. ‘’Ditong,kamu mau kemana?’’ kata Kak Dilla bingung. ‘’Lho katanya mau pergi,gimana si?’’.kataku sambil garuk-garuk kepala. ‘’Mau ke Mall,apa olahraga? ’’katanya sambil menggeretku masuk ke kamarku. ‘’Ganti-ganti!’’ perintahnya. ‘’Apaan si? udah gini ja’’.kataku. Memang ada yang salah?aku pakai trening hitam atasnya kemeja putih,tas rangsel. Aku langsung di suruh ganti,pakai seperti daster tuh?tapi seperti gaun juga si…Warnanya merah motif nya juga bagus. Aku ja lupa aku di belikan kapan oleh ayah. ‘’Udah puas?’’ kataku. ‘’Belum’’ kata Kak Dilla. ‘’Kamu masih kucel’’sambungnya. Lalu ia mengepang rambutku yang sudah di ikat setengah. Kepangannya mirip seperti idolaku..Jenifer Lawrence pemeran The Hunger Games(Katniss Everdeen). ‘’Wau,,bagus Kak! ’’kataku sambil ngaca. ‘’Iya dong,aku yang ngepang!!!..’’. ‘’Halah, memang dasar aku cantik kalee’’ kataku kegeeran di kaca. ‘’Udah sini ceeepeettt’’.  ‘’Sini pakai cat kuku warna merah’’ sambungnya. Ya aku si gak papa,Kak Dilla juga punya penghilangnya. Aku juga lagi dabul(datang bulan). Memang rapi kakak memoles. ‘’ Sini pakai blash-on sedikit aja sama lipstick warna apa?’’katanya sambil membuka wadah make-up miliknya yang complete bingit. ‘’Merah aja dech,tapi janji ya?se..di..kit ja’’perintahku. Setelah ia mendandaniku,ia langsung menyodorkan sepatu high hils warna merah cantik miliknya dan tas mini berwarna coklat manis. Mungkin salah satu koleksinya.  Setelah  selesai,kami berangkat pakai motor matic ku. Kak Dilla belum berani pakai mobil.

Tiba dech di Mall. Kami belanja sepatu,tas,baju,novel,dan lain-lain. Untung setiap 3 bulan sekali,ayah ngasih uang ke anak-anaknya untuk keperluan dan belanja bulanan. Karena aku bukan tipe pemboros,uang pertama kali dari ayah,belum kusentuh sama sekali. Baru sekarang. Pertama si,aku ditraktir olehnya. Tapi aku tidak mau,takut ngrepotin. ‘’Laper’’ kata kami serempak di eskalator. ‘’Aha! Lets Go! Eating-eating’’kata ku. Saat kami makan di resto dalam Mall..’’Dit’’. ’’Hmm?apa si?ngomongnya nanti aja!aku lagi laper’’kataku sambil memasukkan makanan ke mulut. ‘’Iiih kamu ya,aku bilang sekata,kamu jawab separagraf’’. ‘’Liat tuh! Itu temen kamu Rolan kan?’’sambungnya. ‘’Uhuk-eghhhkk’’aku tersedak. ‘’Iya,iya bener kak’’ sambungku sambil minum. ‘’Perempuan itu siapa?kakanya?’’tanya Kak Dilla. ‘’Bukan… dia pacarnya’’. ‘’OOhh,cantik ya Dit?’’. ‘’Enggak!biasa ja tuh,Cuma menang putihnya sama rambut lurus nya itu aja’’ kataku sinis. ‘’Daripada kamu mending dia lah’’ ledekk Kak Dilla. Aku hanya mengangkat satu alisku padanya. Aku dah,janji dan berusaha,aku gak boleh cemburu lagi. Jadi waktu kami melihat mereka berduaan ala pasangan kekasih,aku biasa ja. Sedikit,sedikit sakit  si!tapi di sembunyikan di sini,disini. Sakitnya Tuh Disimi!

‘’Lan,kamu kemarin kemana,Hari Minggu’’tanyaku di  hari Senin itu. ‘’Ha?enggak  aku di rumahlah. Kemana si?’’jawab Rolan. O,jadi dia mau bohong ya?..maaf Lan,kamu gak berbakat. Upss,aku kan dah janji aku gak akan ngurusin urusan dia,lagian dia Cuma sahabat aku. Tapi apa salah kalau sahabat mau tau?. ‘’Yuk!masuk kelas,nanti upacara telat lho’’ katanya sambil merangkul pundakku. Tak terasa sudah sampai di depan kelas,tiba-tiba saja Rolan sudah di hampiri oleh kekasihnya. Padahal sedang merasakan hangatnya tangan yang memiliki sedikit otot itu. ‘’Ya,udah aku masuk dulu ya’’kataku. Mereka hanya menganggukan kepala.

Istirahat menghampiri kami. Dari padaku memilih bersama Rolan dan Dinda,yang mana aku hanya sebagai buntut pengganggu,lebih baik aku ke perpus untuk mengembalikan novel The Hunger Games Mockingjay. Sudah mengembalikan,waktunya cari buku yang lain. ‘’Hai?,kamu yang tadi pinjam novel Mockingjay kan?’’ suara itu tampak berat yang kudengar dari samping kiriku. ‘’Ohh,iya mau pinjam?aku kasih tau raknya apa?’’tanyaku. Dia,laki laki,lumayan si tingginya setara dengan ku. ‘’Boleh kenalan’’katanya. Wah ngajakin berantem ni orang,sok kenal?apa pengin kenal?..Tapi orang pengin tanya?apa salah?. ‘’Aku Nadita dari  kelas 12 B’’kataku. ‘’Aku Aris,dari 12 E’’katanya. Kami bercerita seputar Jenifer Lawrence,ternyata Aris juga mengidolakannya. Dan akhirnya bel masuk yang memisahkan kami. ‘’Tunggu,bentar aku minta nomormu boleh’’ katanya yang seketika itu wajahnya mirip seperti Shin Dongho pemeran Jo-Han di Drama Korea Don’t cry Mom,aku tidak ngefans tapi dia cool.  Aku nge-fans pada oppa kuliminho(Lee Min Ho). Itu salah satu  nama ejekkan yang ku buat untuk oppa,sebagai tanda cinta…wleekk..,,,. ‘’Ohh,aku gak bawa Hp,aku juga gak hafal nomorku sendiri maaf ya! Dah aku masuk dulu’’ kataku meninggalkannya di koridor depan perpus. Maaf Aris,aku bukan segampang itu,lagian kamu tuh ganteng,aku takut kamu tuh Playboy jadi aku gak segampang itu.

‘’kak,nanti bilang bunda ya,kalau dah pulang dari pengajian,aku mau kasih makan my pet,eh keliatannya milik umum dech,ah masa bodoh’’kataku sambil mengayuh pedal sepeda pixy hitam  ku. ‘’Dah,kak lebay’’ sambungku pada Kakak Dilla yang tengah menyirami tanaman mawar putih kesukaanku dan anggrek putih ungu kesukaannya,bunga dahlia putih kesukaan bunda dan Safa,serta bunga mawar Hijau kesukaan ayah. ‘’Ya! Ratu jutek!’’ teriak Kak Dilla di saat aku sudah keluar dari pintu gerbang rumah. Aku mengeluarkan biji jagung yang dibungkus kertas payung coklat. ‘’Kurrrr…kerrr’’ kataku dengan suara sedang. Ya,di taman kesukaan ku,yang tak jauh dari komplekku ini terdapat burung merpati putih yang tak lain burung kesukaanku selain burung Mockingjay. Mereka di lepas setiap 2 minggu sekali oleh pemerintah daerah,kata wali kota si supaya anak-anak dan orang tuanya sering pergi ke taman kota. Memang asyik,di Hari Minggu cerah,pagi-pagi,udara yang masih terasa hangat. Di selingi menabur biji jagung kepada merpati putih di taman. Pengunjung boleh memberi makan kepada burung-burung itu. Mereka bisa membelinya di tempat atau di tempat lain. Memang banyak jumlahnya seikitar 100 burung mungkin atau kurang?atau lebih?. Ketika aku menaburkan untuk yang kelima kalinya. ‘’Hai,Dit sendirian’’kata Rolan tiba-tiba. ‘’Yach!,kamu juga sendirian?’’ tanyaku. ‘’Iya,sama-sama sendiri dong?’’ kata Rolan. ‘’Lho,tumben!kamu gak sama..sama Dinda?’’. ‘’Dinda lagi eskul renang’’kata Rolan. ‘’Ohh,mau gak tinggal sedikit nih!’’ tawarku sambil menyodorkan pakan jagung ini padanya. ‘’Ya,makasih’’ katanya sambil merogoh kertas isi pakan. Akhirnya kami bisa berduaan,tapi dengan status sahabat. Tak apa,melihat lesung pipinya,alis yang sedikit tebal,dan seseuatu yang ada di tubuh bagian atas di bawah kepala miliknya,sudah membuatku damai. Uupsss mengapa kini aku jadi ketularan Kak Dilla ya?.
‘’Gimana kalau makan yuk!aku traktir deh,oh iya! Dit! Aku punya langganan kedai panecake mirip Amrik,dan ada pizza khas Itali nya juga,mau gak?’’. ‘’Ha?aku si mau ja,tapi jauh ya?’’tanyaku. ‘’Enggak,sekitar 3 Km’an lah,naik bus’’.tawarnya. ‘’Sepedaku?’’. ‘’Gampang,taruh di pos penjaga taman ja,lagian kamu kenal kan sama dia orang?dan taman buka sampai sore kan?gak mungkin sepeda kamu dijual……tenang ja’’sambil merangkul pundakku. ‘’Ya udah dech tapi jangan lama-lama ya?’’kataku.

Sampai deh kami di tujuan,tempatnya? Oke! Banget. Bisa di bilang romantic,kolot juga bisa,damai juga bisa. Ah,pokoknya bagus. Kata Rolan,ia pernah berkunjung ke sini yang jelas sama Dinda malam apa?jum’at kliwon?aku belum tanya. Dan katanya lagi,kalau kesini sama beda lawan jenis bisa jadi jodohnya,atau lebih-lebih sama pacarnya…hmmm dijamin mungkin. Tapi aku kesini sama siapa?pacar aku gak punya. Siapa yang mau sama aku. Gadis sedikit tomboy,rambut cukup panjang,yang sehari-harinya tak pernah bertrabakan dengan make-up. Tapi aku gak percaya bahwa lelaki yang ada di depan ku ini jodohk…ussst tidak! Tidak!. Jika iya,anggaplah hanya tahayul belaka. Ok! Hamsamida. ‘’Asyik gak?’’ tanya Rolan padaku yang tengah memotong pizza. ‘’Oh iya,kelihatannya pizza ini enak.’’ Kataku, apalagi bisa bersamamu. ‘’Hey! Kalau enak kenapa hanya dilihat atau kelihatannya saja?makanlah’’bentaknya. menurutku suara itu seperti ledekkan untukku,tapi YOU SEXY ROLAN. Dan kami tertawa bersama.

‘’Makasih ya pak’’kataku pada penjaga pos. Dia Pak Arman,aku tahu dia dan sebaliknya,bagaimana tidak. Hampir setiap bulan aku ke taman. ‘’Oh..iya Pak,saya punya tara…’’kataku sambil menyodorkan pizza yang kubeli dua pak,untuk para penjaga,dan penghuni rumah. ‘’Wah…makasih,Dit’’jawab Pak Arman. ‘’Iya,sama-sama semangat ya pak kerjanya’’ kataku. ‘’Oh,iya kamu pulang pake apa?’’ tanyaku pada Rolan jam 3 sore itu. ‘’Ha?aku jalan ja’’jawabnya. ‘’Yuk! Aku anter pakai Jenky Man Bycyel’’ kataku. ‘’Oke! Aku depan ya?’’ kata Rolan. ‘’Aku lah yang depan’’ kataku. Kami tertawa. Maksudnya aku di depan,depan sendiri malah. Aku duduk di besi,Ia yang mengayuh sepedanya. Maksud?. Kesempatan yang tak pernah dilupa. Duduk di depan dada bidangnya itu. Karena aku suka cowok yang pakai kemeja putih polos,tanpa jas. Rasanya,ihh pengin menabok dada bidangnya itu. Tapi,yang muhrimnya lah. ‘’Ati-ati Dit, makasih,sampai ketemu besok’’ kata Rolan saat kami berpisah di depan rumahnya. ‘’Iyah,sama-sama,Dah?’’ kataku sambil mengayuh.



Lagu oppa berbunyi,alias nada dering ponselku. ‘’SMS siapa nih?hai Dit,bener kan inih Dita? Masih inget aku?’’kataku membaca isi pesan tak jelas di ponsel. ‘’Ini siapa?’’ jawabku di ponsel. ‘’Ha? Apa katanya kalu pengin tahu besok ja di sekolah?gila nih orang,emang aku pikir?gak penting!paling Rolan,atau anak-anak’’ kataku. ‘’Kamu yang gila ya?memang kamu gila?’’ tiba-tiba kata Kak Dilla. ‘’Hah? Enggak Ratu lebay,gak ada apa-apa?’’balasku. ‘’Dipanggil Bunda’’.
Aku turun dari tangga menuju ruang tv. Kulihat ayah,bunda dan Safa tengah menonton acara kesukaan mereka. ‘’Ada apa bund?’’ tanyaku. ‘’Pizza di kulkas punya siapa? Kamu?’’tanya bunda. ‘’Iya bund! Tadi beli habis pulang dari taman’’ kataku. ‘’Yah,udah serbu!’’ kata Safa dan Kakak secara kompak. ‘’Eh,apa boleh?’’ kata ayah. ‘’Bilang dulu dong ke pemiliknya si Ratu…Jutekkk’’ sambung dengan nada ledekkan khas ayah. ‘’Ihh,boleh kok boleh,lagian kalau di beli ya untuk di konsumsi’’ kataku. ‘’Baiklah! SERBU!!!!’’ perintah ayah. Mereka pun mengambil bagian masing-masing. Memang aneh,mereka makan dengan rakus kelaparan atau doyan? Entahlah lupakan!. Memang pandai Rolan memberi tahuku  tempat yang cocok untuk membeli pizza.

‘’Selamat siang anak-anak’’.kata Pak Guru Fisika,yang mengajar di Senin pagi itu. Istirahat,aku mau ke perpus ah,mau pinjam buku Sains,karena ada tugas Fisika. ‘’Dit,ikut Dong’’.kata Rolan. Dan kami berdua pergi bersama. ‘’Rolan,kamu yang ke meja,kamu yang daftar bukunya ya!aku mau cari referensi Narkoba dulu’’ perintahku. Waktu aku mengambil buku di rak,tiba-tiba….’’Hallo,Dit, gimana tadi malam,kepo ya..nomornya siapa?’’ kata Aris. ‘’Ha?apa jadi yang semalam itu kamu ya?’’ tanyaku. ‘’Iya’’. ‘’Kamu dapet dari..’’. ‘’Dari Ririh,temenmu’’ kata Aris memotong pembicaraanku. ‘’Yuk Dit pulang dah selesai nih!’’ kata Rolan. ‘’Ha?iya..maaf Ris,aku ke kelas dulu ya’’kataku pada Aris. ‘’Hey!nanti jangan lupa di bales ya!’’ teriak Aris,aku cukup malu mendengarkannya. Aku harus bilang apa kalau Rolan nanti tanya,aku yakin dia tanya…1….2….3…’’Dit siapa si?temen kamu?’’tanya Rolan. Sudah kuduga. ‘’Iya,dia…aku…. Kenalan kemarin ..eeehhh…minggu kemarin’’ balasku. ‘’Ohh….’’.
Hari Senin,dah berakhir. Byurrrrrrrr…’’Ah sial,kenapa harus hujan si’’ kataku. Aku langsung menuju halte. Iya,waktu hujan tadi aku tengah menyebrang jalan. Saat tiba di halte aku ingat waktu pertama kali aku bertemu ia disini,tentunya dengan muka konyolku. Waktu aku ingat Rolan…’’Ketemu lagi dech,disini’’ Rolan. ‘’Ha?kamu…gak di sekolah,di rumah,disini ketemu kamu terus,jadi bosen’’ ledekku. Katanya kalau kita lagi kangen sama orang yang aku si puteri kecebong..aha…..


Kesempatan yang tak terlupa

‘’Dit,nanti sore kamu ada acara gak?’’tanya Aris. Kamipun sudah seperti teman dekat. Itu semua karena sering SMS’an. Dia tahu nomorku dari Ririh. Tapi tak apa,Aris juga orang baik. ‘’Mau apa?’’kataku. ‘’Eemm,nonton film yuk!’’  ‘’katanya. ‘’Oke!apa?’’ tanyaku balik. ‘’Hunger Games Mockingjay Yuk!’’ ajaknya. ‘’Oke gak maslah,nanti ya aku hubungi balik’’. ‘’Oke!’’ balasnya. Aku,Aris,Fakih,dan Ririh usai sudah menonton film di bioskop. Ya!aku mengajak Ririh dan kekasihnya Fakih.

‘’Anak-anak kalian akan Ibu beri tugas,yaitu praktek dansa,dengan teman sekelas,tapi beda lawan jenis,Ibu memberi kebebasan pada kalian untuk memilih pasangan kalian,lagian siswa di kelas ini pas,36 di bagi menjadi 18 pasangan,Ibu juga sudah mengajarkan gerakkan-gerakkannya minggu lalu’’kata Bu Indah dengan cepatnya. ‘’Yah! Buk’’ kata kami serempak. ‘’Gak ada alasan yah anak-anak!,di praktekkan besok Sabtu’’kata Bu Indah guru seni budaya kami. ‘’Haduh,aku pasangannnya siapa nih?’’ kataku dalam hati. Aku tanya Fatir teman kelas 11 ku lalu,katanya sudah bersama Sasa. Ya Tuhan aku sama siapa?. ‘’Dit,sama aku mau?’’ tanya Rolan. Oh,iya kenapa gak dari tadi ya?aku tanya Rolan,maaf Rolan aku lupa kalau masih ada kamu. Aku hanya diam bingung menatap wajahnya. ‘’Gimana?,kalau gak mau?,tinggal aku,kamu,Mika,sama Dias nih?aku gak mau sama Mika,aku maunya sama sahabat aku?’’ sambungnya. ‘’hah?oohh iyah..iyah kapan latihannya?’’ kataku. ‘’Ah gampang’’ katanya.

Hari Kamis sudah lewat,padahal prakteknya besok lusa,aduh belum latihan sama sekali. Rolan itu gimana si?. Apa aku SMS dia aja ya?. Tapi gimana kalau dia lagi sibuk? Ah masa bodoh. Pikirku. ‘’Rolan,kamu dimana? Satu hari lagi penilaian,kamu kok santai si ?’’ kata ku dalam SMS sore itu. Akhirnya dibalas. ‘’Yah elah! Besok ja gampang aku lagi sama Dinda,oke!’’ balasnya dalam SMS. ‘’Apa?enak ja kirain kamu lagi apa?untuk masalah terpenting dan tidak penting kamu lebih memilih yang tidak penting Rolan?kamu itu!Oke kalau itu mau kamu.Makasih!’’ kataku penuh emosi dalam text. Esoknya aku buka HP,kontak tak terjawab dari Rolan cukup banyak. Dia memanggilku ada 58 kali. Yah tadi malam setelah SMS dia, HP ku langsung ku matikan. Tapi aku tak peduli.

Aku tiba di sekolah Jum’at itu. ‘’Dita,tunggu kamu marah ya sama aku?’’teriak Rolan mengejarku. Aku pura-pura saja tidak mendengar. Hingga kelas dimulai,Rolan yang duduk di samping kananku itu tetap memanggil namaku dengan perlahan. Tapi kasihan dia ketahuan,oleh Pak Guru Biologiku. Ia di suruh menjawab soal di papan tulis. Saat dia maju pun,aku tetap tidak meliriknya sama sekali. Aku hanya menopang dagu. Rolan selesai menjawab,jawabannya benar,ia boleh duduk. Dan pak Guru menyambung tulisaanya di papan. Aku tahu,dia sedang melihatku. Tapi aku bersiteguh tak mau melihat. Saat dia tepat didepanku. Dia tiba-tiba menggenggam tanganku. Dan aku hanya melihat tangannya yang bertopang di tanganku. Tuhan maksud dari ini semua apa?.

‘’Dit,kalau kamu masih marah gimana besok kita?aku dah mau kok!tapi nanti selesai aku shalat Jum’at,temui aku di aula sekolah jam 2 siang,aku janji gak akan telat’’katanya dalam SMS saat aku tiba di rumah. Baiklah,aku akan memaafkannya. Lagian untuk apa marah,jika nanti nilai ku kosong di buku Bu Indah. Aku menuju sekolah dengan sepeda Pixyku. Aku perlahan menuju aula sekolah. Saat aku menggeser pintu bening dari kaca itu,aku melihat Rolan dengan ibu-ibu. Siapa dia?,tanyaku dalam batin. ‘’Akhirnya kamu dateng,ini aku bawa pelatih untuk ngelatih kita!’’ kata Rolan. Aku pun salaman dengan ibu-ibu itu. Namanya Bu Dewi. Kami berlatih sampai sore. Kami menghantar Bu Dewi sampai parkiran. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepadanya. Setelah ia pergi,Rolan memelukku. Ia berkata,’’Dit jangan marah,kita kan sahabat,maafin aku ya?’’ kata nya dengan suara khasnya di kepalaku. ‘’Iya,Rolan aku juga minta maaf,aku dah marah sama kamu’’kataku. ‘’Nah,gitu dong’’ katanya mengelus pipiku. Dan kami melakukan tos handalan kami.

Besoknya tepat hari ini Hari Sabtu,penilaian tetap dilaksanakan. Kami berdua hanya latihan satu hari,aku tak yakin aku bisa melakukan itu di depan semua orang. Teman-teman menampilkan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Tapi juga ada yang masih berantakan. Hingga tiba giliran kami. Musik romantis nan sederhana tapi mewah di kuping serta menyentuh batin itu di putar. Musik itu dipilih oleh pelatih kami. Katanya sangat tepat untuk karateristik sifat kami berdua. Kami berdansa,seperti yang diajarkan oleh Bu Dewi kemarin. Entah mengapa,waktu kemarin aku melakukannya dengan malu,ragu di depan pelatih. Tapi saat ini aku tak merasakan semua itu. Yang ada aku percaya pada prinsip kami. Menurut Rolan gerakkan kami lah yang paling kreatif,tapi tak terlalau lebay. Usai sudah menunjukkan penampilan terbaik kami. Tepuk tangan keras yang dilakukan oleh kawan-kawan dan Bu Indah dilontarkan. Aku tak percaya. Bu Indah yang sedari tadi jeales melihat penampilan kawan-kawanku. Tapi saat ku mempraktekkan ia bertepuk tangan. Bu Indah pun mengatakan penampilan kami lah yang paling apik.

‘’Dit,tadi kamu bagus banget,aku suka dech waktu kamu mempraktekkan gerakan ini nih’’ kata Ririh sambil menunjukkan gerakkanku yang ia suka di jalan setapak saat kami pulang jalan kaki. Ia melakukannya tanpa malu di jalanan. Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah konyolnya itu. ‘’Iya-iya bagus-bagus’’ kataku menahan tawa kepada Ririh
Hinnga tiba di rumah aku masih teringat aku berdansa dengan Rolan. Menurutku ini sebuah mimpi yang terkabul. Dan terlintas di pikaranku Ririh,yang dilakukan Ririh di jalan tadi. Setelah Shalat Maghrib,aku melihat ponselku. Lagu oppa bordering,tanda SMS masuk. Kulihat,Rolan. Ada apa?. ‘’Dit,tadi kamu menampilkan yang terbaik untukku,makasih’’ katanya dalam text. ‘’Enggak,Lan ini semua koalisi kita berdua’’ balasku lewat SMS. ‘’Ya,udah sebagai balasannya,gimana kalau kita ke Mall besok yuk! Aku juga disuruh bundaku,untuk belanja bahan-bahan untuk buat cake,mau ya?’’ pintanya. ‘’Ya udah,selamat melakukan tidur nyenyak Rolan tapi setelah Shalat Isya nanti’’ balasku. Dan Rolan hanya membalas iya.
Esoknya Rolan menepati janjinya,ia menjemputku di rumah tepat pukul jam 9 pagi. Aku sudah izin bunda,dan tentunya melakukan pekerjaan rumah dulu,baru pergi. Aku mengenakan pakaian daster berwarna Hitam Putih,dengan panjang 20 cm dari atas lutut dan  sedikit polkadot imut. Tak lupa,aku pakai sepatu princess Hitam. Aku berpenampilan sederhana,tapi kali ini aku tak mengikat rambutku,aku menguraikannya saja dengan jepit coklat pita satu didekat poni. ‘’Wah,kamu cantik Dit,ternyata seorang Dita bisa berpenampilan feminim ya?’’ kata Rolan saat aku menutup pintu mobil albaertnya. ‘’Ha?ohh iya makasih’’ kataku. Aku tahu kenapa ia mengajak ku. Ia di suruh Ibunya berbelanja bahan-bahan cake,karena nanti malam di rumahnya ada arisan. Tapi taka pa,aku tak kegeeran kok untuk berduaan dengannya. Aku hanya berniat untuk membantunya saja. Akhirnya usai sudah kami berbelanja,dan main game di Mall. Waktunya Rolan mengajakku makan. Kami makan hotdog dan potato fried serta es krim coklat manis. Saat kami makan,kami melihat Dinda dengan laki-laki lain. Rolan pun menghampiri mereka. Mereka saling adu mulut. Yang kulakukan hanya bisa berdiam diri. ‘’Rolan,udahlah malu dilihatin orang,ini Cuma salah paham aja diantara kita’’ kata Dinda. ‘’Apa?Din salah paham kata kamu? Kamu selalu bilang kamu ada eskul renang,tapi apa Din? Apa? Aku cinta sama kamu’’kata Rolan. Rolan pun  meninggalkan mereka. Dan tentunya  meninggalkan ku juga di parkiran. Aku memaklumi,perbuatannya. Walau aku sedikit kesal. Karena jarak rumah Rolan dengan Mall ini cukup jauh,aku harus mengeluarkan ongkos transport lagi nih.

‘’Asalamu’alaikum’’ sambil  mengetuk pintu rumahnya. ‘’Wa’alaikum salam’’ kata pemabantu rumah Rolan. ‘’Ada apa ya mbak?’’ sambungnya. ‘’Inih bu,saya mau nganter belanjaannya Rolan’’ jawabku. ‘’Oh,kok bisa di Mbak ya?,memang dik Rolan nih’’ kata bibi itu. ‘’Oh gak papa bu, saya pamit dulu makasih’’ kataku. Esoknya di sekolah hari Senin,  Rolan tak berangkat. Menurutku Rolan lebay dech, hanya putus cinta,ia tak berangkat. Tapi di papan absen ia sakit. Apa itu hanya alasannya saja?. Tapi aku  berniat untuk mengunjunginya nanti setelah sekolah selesai. ‘’Rolan,ini ada temennya’’ kata Ibunya sambil membuka pintu kamar miliknya. Aku melihat,di dinding Rolan ada banyak foto,ada fotonya Dinda,foto miliknya,fotoku dan dia,fotonya Fakih, masa kecil Rolan, dan foto keluarganya. Semua itu tertata rapi  di bungkus figura yang menarik. ‘’Hai ,kalian?’’ sapa Rolan pada kami. Ya!aku tak datang sendirian,aku di temani Fakih dan juga ada sahabat konyolku Ririh. ‘’Rolan  kamu kenapa sakit?’’tanya Ririh. ‘’Oh enggak sakit hanya kecapean’’ balasnya. ‘’Yah elah,kalau kamu kecapek’an yah berangkat dong,dasar anak mamih’’ ledek Fakih. Kami hanya tertawa. ‘’Permisi, ini Ibu bawa cemilan untuk kalian dimakan ya!’’ perintah Ibunya. ‘’Iya tante,nanti ja’’ kata kami serempak. ‘’Rolan jangan lupa tawari temennya makan ya!’’ sambung Ibunya. ‘’Iya bund’’ kata Rolan dengan wajah pucatnya. Usai sudah kami membesuk waktunya pulang. ‘’Dit,tunggu,maafin aku ya soal kemarin’’ kata Rolan. ‘’Iya gak papa’’ balasku. ‘’Cepat sembuh yah…’’ balasku. ‘’Hmmm’’. Rolan.

Esoknya Rolan berangkat dengan kondisi sedikit lemas. ‘’Dit duduk di taman Yuk!’’ ajak Rolan saat istirahat pertama. ‘’Yuk!’’ ku meuruti perkataanya. Aku akan menurutinya,lagian dia baru saja 90% sembuh sakit. Kami duduk di taman,di kursi putih. Di depannya ada pohon kesukaan kami,pohon cemara yang kokoh berdiri,dengan mawar putih di sekelilingnya. ‘’Dit,’’ kata Rolan sambil bersandar di bahuku. Akuh,akuh,…. Jantungku berde…tak..sangat kencang. Seumur hidupku aku tak pernah seperti ini dengan laki-laki. Mungkin Tuhan menghadiahkannya untukku. ‘’Hah?’’ jawabku. ‘’Kenapa Dinda tega selingkuh,kenapa ya?’’tanyanya. ‘’Kamu,tanya ke aku’’ kata ku masih menunjukkan wajah shock. ‘’Bukan,sama fans kita?tumbuh-tumbuhan’’ ledekknya. ‘’Oh,iya-iya,mungkin itu sifat aslinya,suka mempermainkan lelaki’’ kataku yang ku sendiri tak tahu apa artinya. ‘’Memang!memang semua wanita yang sebaya ku selalu begitu,penghianat’’ katanya tanpa rasa bersalah menyinggung perasaanku. Dengan spontan ku menabok kepalanya,hingga sandarannya terlepas. Tapiku tak peduli. ‘’Awww,,,’’’kata Rolan. ‘’Apa kamuh bilang?ha semua wanita sebaya kamu?hey! you,termasuk aku hah?,isssst..’’kataku. ‘’Iya-iya my  best friend kecuali kamu’’ balasnya. Alhamdullillah,untung aku tidak. ‘’Iya,bener kata kamu Cuma Dinda ja  ya?’’ balasnya. Bel masuk berbunyi. Kami menuju kelas dengan pegangan tangan,mungkin hingga telapak tanganku keringatan. Tentunya kareana genggamannya. Makasih Rolan.

Di semester dua ini kami hanya focus pada Ujian saja. Kami tak ingin nilai kami buruk,atau tak memuaskan di hati kami ataupun di hati orangtua kami. Iya,aku tak bisa pelajaran Matematika,dan dia tak bisa Bahasa Inggris. Akhirnya kami memutuskan untuk bertukar pikiran. Maksudnya,aku bisa Bahasa Inggris,dia bisa Matematika. Kami saling mengajari satu sama lain. Kami sering belajar kelompok di sekolah,taman kota. Tapi tidak untuk di rumah kami masing-masing. Ya! Karena itu tak mungkin terjadi,sebab menurut kami,itu tak sesuai etika. Tapi tenang saja kedua orang tua kami sudah mengetahui itu. Mereka percaya pada anak-anak mereka bahwa tak akan berbohong untuk hal yang serius. Kami tak berdua,kami mengajak Ririh,Fakih,dan Diah. Kami tak selalu serius untuk belajar,kami juga menyempatkan bercerita,mendengarkan music,dan makan cemilan yang ada. Itu kami lakukan agar kami tak terlalu bosan dengan belajar. Kami janjian,usai pulang sekolah dengan jadwal pelajaran  yang teratur,seminggu bisa 2 sampai 4 kali.
Akhirnya hari wisuda kami datang. Aku mendapat nilai ujian baik,begitupun dengan mereka. Kami merayakan semua ini dengan doa bersama,mengunjungi makam saudara kami yang telah meninggal,dan hiburan. Kami sangat senang. Namun, setelah adanya perpisahan ini,kami tak beranggapan bahwa kami akan berpisah untuk selamanya. Kami hanya berpikir bahwa setelah lulus SMA,kami akan membawa hasil dari ilmu-ilmu yang telah kami pelajari di suatu hari nanti. Walau aku agak sedih,aku nantinya akan berpisah dengannya. Karena sebelum lulus,aku sudah ditarik ke Negeri Gingseng Selatan. Dan yang lainnya ke Negeri Sakura.  Aku berencana,untuk melanjutkan sekolah di sana. Biayayanya Ayahku yang tanggung. Keluargaku sudah setuju untuk kepergianku kesana. Aku sangat senang. Trimakasih semua untuk semua. Hamsamida.













Stay in south korea,I love it

Anyoengasheo……..Well Come To South Korean. Naui Nadita Eliana Anjaningrum sei……Ahhhh kimputann … we….
A,bagus banget…upsss baru ja di bandaranya. Fasilitasnya keliatan elit. Apalagi di sana-sananya ya?. ‘’Thankyou’’. Kataku pada pegawai apart yang ku sewa. Sebenarnya Ayahku yang  menyewa si. Kulihat  di dalam nya mewah. Apakah Ayah menyewanya sangat mahal? kataku dalam otak. Tapi,trimakasih Ayah. Aku melihat  ada sofa coklat,tempat tidur dengan sprei warna biru langit,dinding berwarna coklat ke hitam-hitaman,ada TV LED juga,karpet berwarna abu-abu. Aku tak sabar untuk melihat kamar mandinya. ‘’Wah….keren BANGET!!!!!’’kataku tertajub nga-nga.  Di dalam kamar mandi itu,ada  bath up,shower yang bisa di atur airnya baik hangat atau dingin. Ada kaca besarnya,ada washtafel,pokoknya aku yakin aku betah mandi lama-lama’an di kamar mandi. Aku keluar dari kamar mandi,untuk melihat lainnya. Aku melihat ada AC,ada penghangat ruangan juga. Ada lampu unik juga. Aku mecoba untuk tidur di kasur yang menggodaku  itu. Eh,tapi aku malah ketiduran.
 Esoknya matahari membangunkan ku lewat ventilasi. Aku  mandi di air terjun imajinasi itu. Aku selesai! Aku mengenakan pakaian kaos berwarna putih hitam dengan gambar beruang,dan celana jin pendek. Aku mengeringkan rambut panjangku. Sesaat, ’’Wah apa ini?’’ kataku sambil membuka jendela berkaca besar itu.  ‘’Mengapa aku tak melihat jendela itu sedari tadi malam ya?’’ . Kataku  dalam hati. Ohh!mungkin,tadi malam aku tak melihatnya karena tertutup korden kuning lucu ini. Tadi malam juga aku datang pukul 10 malam.aku kecapean makanya aku langsung tidur. Aku  langsung menaruh isi koperku ke tempat yang sudah di sediakan. Aku  mengambil HP ku. Aku menuju ke jendela itu.aku melihat indahnya kota Seoul itu. Tapi aku  tak ingin memikirkannya dulu. Tapi   aku ingin…’’Chissss’’kataku sambil menjepret wajah unyuku di tombol kamera HP ku. Tak lupa ku upload di beberapa jejaring sosmed ku. Dan ku  hasteg#IN KOREA VERY BEAUTIFUL. Dan yang nge-like banyak banget.

Untuk hari ini aku tak langsung pergi ke kampus. Aku akan refres dulu untuk 3 hari. Oke! I Love It.  Aku mengunjungi toko-toko aksesoris di Korea. Tak lupa  aku berbelanja di mall-mall besar. Harganya memang mahal,tapi sebanding dengan baju-baju itu. Aku juga membeli  persediaan makanan. Kata Ayah, suhu udara di Korea dingin,tapi aku harus berusaha untuk tidak minum minuman yang diminum orang-orang Korea. Karena  aku orang Islam. Tapi untuk  penghangatan aku selalu membuat the hangat.
Malampun tiba. Aku mulai  merasakan hawa dinginnya Korea. ‘Jebret-jebret’  suara jendela berkaca besar itu. Aku lupa  untuk menutupnya. Mungkin aku  ke asyikan jalan-jalan. Tapi saat mau menutup, aku melihat gemerlapnya kota Seoul ini di malam hari. Mungkin hampir mirip kaya Jakarta. Mobil, orang-orang  masih saja sibuk. Aku tahu,karena aku melihatnya sambil duduk di kursi putih kecil yang disediakan. Halamannya cukup besar, cukup untuk menjemur pakaian ataupun salto,meroda kalee….aku sambil ngopi lho…dingin-dingin minum kopi… Malam udah larut. Aku harus masuk, kalau enggak nanti aku akan masuk angin. ‘’Wuhhhhh..’’ kataku sambil menggesek kedua  telapak tanganku. Sungguh  dingin. Tapi aku yakin!lama-kelamaan,aku juga akan terbiasa. Tapi aku tak kuat lagi. Aku langsung memakai switer hijau violet  milikku. Tidur dech!.

Hari terakhir,aku re-fresh. Aku harus muter-muter cari kegiatan dulu nih!. Aku naik mobil sedan waran hitam kasatku. Aku di beri fasilitas oleh Ayah. Kata Ayah,semua fasilitas  yang Ayah sediakan,harus digunakan dengan bijak. Aku juga harus mawas diri disini. Tapi Ayah percaya sama aku. Lagian aku ke Seoul juga gak sendirian. Ada tiga siswa dar SMA 5 Semarang yang di kuliahkan disini. Aku, Mika teman sekelasku. Itu si karena di yang pengin. Dan juga dia disetujui oleh orangtuanya. Bagaimana tidak,dari SMP dialah siswa terkaya di sekolah. Dia dimanja. Semua keamauannya dituruti. Orangtuanya juga sering ada tugas di luar negeri. Dan siswa yang terakhir adalah Rasya,dari kelas 12 E. Dia anak paling pandai Bahasa Inggris dan TIK. Orangtuanya juga mampu. Tapi kami beda kota kok!.
Pagi-pagi seuasai Shalat Shubuh,aku di telepon agency yang khusus menangani kampusku. Aku akan diantar oleh wakil pihak sekolahku dan pihak   kampus Korea. aku disuruh ke kampus.
Jadi hari ini,adalah hari pertamaku masuk kampus. Aku,aku tak bisa berkata. Selama  ini aku mengidamkan   kesini. Aku juga melihat   kehidupan anak-anak Korea. Mereka begitu elit, begitu trend,cantik-cantik,dan ganteng lagi. Tapi aku nggak bingung  tentang semua ini.  1 minggu   sudah aku masuk ke kampus. Aku punya  kawan perempuan dan lelaki disini. Namanya Shin Soo  Yung dan Park Jong Dae. Mereka   paling sederhana di kelas. Itu tampak sekali, karena mereka tak bertele-tele. Mereka berpenampilan sederhana dari yang lain.  Soo Yung, tak seperti siswa lain. Dia berpenampilan  sopan.

Keseharianku di Korea  selalu menggunakan Bahasa Inggris. Karena  tak ada yang bisa Bahasa Indonesia. Tapi aku menganggap hal itu, sebagai peningkatan tentang Bahasa Inggris. Dan sedikit-sedikit aku juga bisa  Bahasa Korea. Tapi disini akan aku translate dalam Bahasa Indonesia.



Hari minggu tiba. Aku mau jalan-jalan lagi. Hari Minggu itu aku mau ke taman yang terkenal di Korea. Aku pakai baju warna oranye manis,dan celana putih panjang. Aku bawa kacang mete. Aku duduk di bangku taman. Aku melihat banyak pasangan kekasih  yang kesana. Mereka romance dan tampan cantik. Aku jadi ingat waktu di Indonesia sama Rolan. Hufft tuh kan! Aku jadi inget lagi. Aku kangen kalian. Aku menggigit kacangku dua demi dua. Memang enak. Aku beli di tempat langganan. Hahhhhhh segarnya udara. Aku betah di Korea nih. Aku mau pulang ah. Tapi saat melewati sebuah kedai,aku mencium bau kopi. Hhhm..keliatannya enak. Akupun masuk. Aku tanya,kopi yang paling manis disini. ‘’Pak,saya pesan cofe late choco mocca 1 ya!’’ pintaku pada pelayan. Sebelum itu aku lihat daftar harga. Tak mahal. Ternyata hanya 18 $won atau sekitar Rp.56.000,00. Gak papa,walau mahal tapi sungguh enak banget.

Aku kembali ke apart. Aku mau apa lagi ya?. Oh iya kenapa gak liat drama. Tapi drama di sini semua pakai Bahasa Korea,aku agak susah memahami drama ini dong. Tapi gak papa yang main kan oppa Kim Sooh Hyun, pacarku yang lain selain oppa Lee Min Ho. Aha,,,jangan marah!!!!!. Aku buka HP,mumpung aku disini,kan sinyalnya 5 G nih,jadi cepet untuk on-line nih.
Esoknya aku berangkat lagi. Kampus I’m Cooming for You. Aku masih saja melihat pemandangan yang sama. Anak-anak Korea selalu ber-fashion. Sekilas aku melihat seorang siswa laki-laki. Dia masuk kelas ku. Ah,sorry mungkin memang dia  anak kelasku. Aku saja yang belum memperhatikan semua. Saat di kelas kami  dilatih berbicara Bahasa Inggris. Karena banyak siswa dari luar Korea,yang belum lancar Bahasa Koreanya. Termasuk aku. Dia  tampan. Badannya mirip Kim Sooh Hyun,wajahnya mirip Lee Min Ho. Suaranya mirip Rolan. Bau wanginya mirip….. mirip Jeong Hyun anak kelasku juga. Jeong Hyun tampan si,tapi dia anak malas,mungkin malas hidup juga kale ya???>_<

Aku pulang!. Suara HP bunyi, siapa ya?.  Hah?. Jeong Hyun. Bagaimana  dia tahu nomorku. Ah pasti Soo Yung. Aku SMS dia dulu ja. Dan ternyata dugaanku   benar dia yang memberi pada Jeong Hyun. Kan hanya dia saja  yang tahu nomorku. Kata Soo Yung, jika ia tak memberi nomorku pada Jeong Hyun,maka dia terancam. Yah  sudahlah tak penting. Sudah 24 kali  Jeong Hyun telepon aku, apakah pulsanya tak habis? Atau dia lagi  gratisan? Hah? Sungguh menyebalkan! Benci dech.

‘’Hei kau, kenapa kau tak menjawab teleponku, kau ini,kau hanya menjawab SMS ku saja. Apakah itu  mau mu? Baiklah akan ku SMS saja kau yah?’’ kata Jeong Hyun padaku di pagi hari Selasa itu. ‘’Ohh, tidak usah,tak usah menghabiskan pulsamu untuk menelponku atau meng-SMS ku’’ kataku sambil mau masuk pintu. Tapi   tak bisa, karena di  tahan olehnya. ‘’Hey, minggir kalian!’’ suara tiba-tiba yang dikatakan oleh siswa laki-laki , yang tak lain laki-laki yang kulihat kemarin. Jeong Hyun memperbolehkannya masuk, tapi tidak untukku. Ah tolonglah aku Tuhan. Aku hanya  bisa melihat kelas. Semua anak, sibuk  dengan urusannya sendiri. Termasuk  Soo Yung dan Jong Dae. Dasar  menyebalkan. Kecuali,  laki-laki itu. Ia melihatku, tapi saat ku melihatnya, ia berdalih. Bukannya  menolongku. Baru saja ku berkata itu, ia langsung menolongku. Apakah  dia tahu? Apa dia bisa baca pikiranku?. Jeong Hyun hanya tertegun , dan anak-anak lain  hanya bisa melihatku. Tak lama Dosen datang,  Alhamdulillah selamat. Kau tahu saat laki-laki itu menolngku tadi, aha? Ia menggeret tanganku. Ow,t angannya lembut. Dadanya juga bidang.

Bel pulang berbunyi. Aku mengejar laki-laki itu. Aku mau mengucapkan terimakasih padanya. Soal yang tadi. ‘’Hai,tunggu aku! Kau! Tunggu aku!’’ teriakku. Dan tak sadar dia baru berhenti di jalan mirip setapak tapi lebar,tepat disamping kanan kirinya ada banyak bunga mawar putih,dan depannya ada pohon cemara. Dia berhenti secara mendadak,hingga ku menabrak punggungnya. ‘’Aw,sakit kau ini bagaimana, kau berhenti tiba-tiba. Sakit tau! Isssst ’’ kataku. ‘’ Dan bagaimana denganmu,apakah kau memanggilku tadi hanya untuk menabrakku saja,baiklah aku akan  pulang.’’ Katanya. ‘’Hey, tunggu! Dasar!,aku baru mau bicara’’ kataku. Akhirnya dia menghampiriku. Sangat dekat,aku takut. ‘’Ya!’’ katanya. ‘’Aku,aku mau mengucapkan terimakasih padamu, soal…soal yang tadi’’ sambungku. ‘’Hahahah lucu! Kau kira itu semua gratis?’’ jawabnya. ‘’Ohh,jadi tadi kau menolongku tak ikhlas, kau minta imbalan?asal kau tahu? Itu tak terpuji!’’ kataku. ‘’Sebagai imbalannya aku akan menghubungimu balik,jadi berikan nomormu’’ pintanya. ‘’Tidak ah takutnya nanti kau akan meminta yang tidak-tidak dariku,atau kau akan menjailiku lewat telepon’’ kataku. ‘’Dasar bocah protektif! Siapa yang akan meminta macam-macam padamu?memang akau mesum apa?’’ sambungnya. Aku meninggalkannya. Tapi dia menarik lenganku untuk  berusaha mengambil HP ku dalam tas putihku. ‘’Hey!kau mau apa,kurang ajar sekali kau ini! Kembalikan!’’ kataku. Dan ia mengembalikkannya. Dan dia memsicolku. ‘’Nah jadi ini nomormu,kapan-kapan ku telpon ya!,dah aku pergi dulu’’ katanya. Dasar,ternyata dia berhasil mengetahui nomorku. Dan pertanyaanku kali ini. Apa yang akan di lakukannya setelah ini,aku harus waspada. Dan aku pun lari.
DI BALIK KISAH. Kemudian Lee Yoo Sung membalikkan badan,untuk melihat Nadita yang tengah berlari kecil. Dan Lee Yoo Sung, hanya tersenyum kecil.



KEGEERAN, SUNGGUH MEMALUKAN

Aku pulang!. Aku mengambil softdrink dari dalam kulkas. Aku sungguh kecapek’an. Sesaat terlintas tingkah konyolku yang tadi,bersama lelaki itu?. Aku langsung ganti baju dan Shalat Dzuhur. Ah,,,,agak segeran!!!!!. Aku mengambil cake coklat bertabur kacang mete di dalam kulkas. Aku menuju halaman yang ada jendela besar itu. Aku duduk dibangku putih. Aku melihat keramaian di Kota Seoul, memang jam setengah dua’an. Tapi hawanya dingin seger gimana gitu!. Bagus banget. Aku menggigit cake sepoal demi sepoal. Aku mau foto dulu ah, ‘’Chisssss!’’ kataku sambil menjepret tombol kamera HP. UPLOAD!,and like nya banyak. Mau ngapain lagi ya?. Ohh! Mataku sakit,mungkin gara-gara tadi malam aku HP’an ya?. Aku menuju kulkas lagi,aku mengambil mentimun,dan kupotong menjadi belahan dua.  Aku tiduran di sofa, langsung ku tutup mataku dengan mentimun itu. Dan pasang Headset di kuping.

Jam mungil di dinding sudah menunjukkan pukul 8.45 malam,aku sedang menunggu. Menunggu telepon. Benar sekali,siapa lagi kalau bukan dari dia. Lelaki yang meminta nomor teleponku tadi pagi. Upss.kenapa aku memikirkannya?untuk apa?. Lagi pula untuk apa ku menunggu telepon darinya, kebetulan malah jika ia tak menggangguku. Lebih baik aku tidur saja.

Esoknya,aku belum melihat tanda-tanda lelaki itu. Yap,dia baru berangkat setelah bel baru saja berbunyi. Apakah rumahnya itu jauh ya?. Apa dia kesiangan?atau dia mengalami kemacetan disepanjang jalan?. Oh astaga,kenapa,kenapa ku memikirkannya.
Kelas sudah usai. Aku langsung menghampirinya ke parkiran sepeda. Kenpa ia tidak naik mobil ya?. Apa ini sebabnya ia selalu berangkat siang?. ‘’Hai,kau!’’ teriakku dan menghampirinya. ‘’Hm,ada apa?’’ katanya. ‘’Katanya kau mau balasan atas jasamu padaku?’’kataku. ‘’Oh iya benar! Aku hampir lupa!untuk masalah itu, kapan-kapan saja ya?aku sibuk!’’ katanya dan bergegas mengayuh sepeda coolnya itu. ‘’Dasar psikopat!teganya dia padaku!hah?dia pikir dia siapa?hah?’’ kataku kesal.



Hari ini adalah hari terakhir dalam 3 bulan ini aku kuliah. Hari ini juga hari terakhir untuk aku test. Aku selalu bersungguh-sungguh dalam belajar. Aku tak ingin kalau nilainya jelek. Nanti bisa di marahi oleh bunda dan ayah.

Sudah dua minggu  kulibur. Aku libur selama 1 bulan penuh. Memang asyik. Tapi aku bosan didalam apart terus. ‘’Hei Soo Yung! Kau ini dimana?katanya ingin mengajakku ke Jeju,kau ini bagaimana?’’kata ku pada Soo Yung dalam Handphone. ‘’Ups,astaga maafkan aku Nadita aku lupa,aku malah berangkat mengajak Kim Jeon’’balasnya. ‘’Kim Jeon?siapa dia?’’tanyaku. ‘’Ah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!dia adalah kekasih baruku,ha!ha!ha! bagaimana kau setuju tidak?’’balasnya.’’ Kau ini bagaimana?bukankah kau baru putus dengan pacarmu siapa? Yoo ?siapa?’’ kataku terbata. ‘’Hah kau ini! Yoo Lien’’ katanya. ‘’Apakah kau tidak cinta!kau mudah sangat melupakan cinta!hah!’’ kataku. ‘’Hah..kau ini sangat membosankan!ah sudahlah aku mau bermesra-mesraan dulu ya!’’ katanya dan menutup telepon. ‘’Isst,dasar perempuan gila!’’ kataku kesal.
Aku membuka kulkas,untuk  mengambil…!!!!. Apa! Tidak ada. Telurnya habis,bagai mana nih!. Aku membuka lemari makanan.. sama saja mie nya juga habis. Baiklah aku akan ke mall. Aku berdandan dan menuju parkiran bawah tanah. Aku selesai belanja di mall. Di sebuah ruangan di mall,aku melihat banyak orang. Mereka semua seperti orang penting dengan jas yang berwarna warni. Mereka penuh kemewahan,kewibawaan. Wlek! Tapi bapak-bapak. Tapi terlintas, aku melihat lelaki psikopat itu. Sedang apa dia?. Apakah dia seperti orang bingung atau orang hilang atau juga orang gila atau juga sedang mengemis?. Dan rapat itu seketika uasi,semuanya keluar. Termasuk lelaki psikopat itu. Dia sok memakai jas segala lagi. Heh!!!!menambah ku muak saja!. Tapi tak bisa ku ingkari, dia mengeluarkan charismatyicnya. Aku menggedekan kepala. Aku mengejarnya langsung.
‘’Hai lelaki psikopat!tunggu aku’’ teriakku. Apa dia tidak melihatku selama ini. Matanya dikemanakan si?. Dia selalu melihat kebawah. Apakah ada yang menarik di lantai. Ohh!aku baru sadar. Dia kan laki-laki psikopat. ‘’Hah!kau ada disini,kau mau apa?kau membuntutiku ya?’’ katanya. ‘’Tidak…aku melihatmu tadi’’balasku. ‘’Heh..dasar wanita kuno’’ balasnya. Apakah itu nama ledekkanku baginya?. ‘’Hei psikopat 1 minggu aku menunggu telepon darimu’’kataku. ‘’Kenapa?’’ katanya dengan muka datar. ‘’ Katanya mau dibalas jasanya’’kataku. ‘’Oh iya,kapan-kapan saja ya!aku mau tidur’’katanya. ‘’Hei bangunlah!apa pekerjaanmu hanya tidur saja?,aku mohon terimalah tawaranku,aku tak enak padamu,kau sudah menolongku,aku takut saat membalas jasamu saat aku sedang sibuk’’kataku. ‘’Wanita kuno!benar juga katamu’’balasnya. ‘’Hah sudahlah..kau ini kebanyakan bicara,ayo ikut!’’ kataku sambil menggandeng tangannya. ‘’Kita mau makan dimana?di trotoar?’’ledekku. ‘’Yah!wanita kuno,di bawah lantai ini,di lantai 4 ada resto yang kusukai,coffenya sangat enak mau kah kau kesana?’’ katanya. ‘’Apakah enak sangat?aku punya sebuah kedai, disitu juga menyediakan coffe,dijamin kau ketagihan?’’ kataku. ‘’Benarkah?baiklah kalu begitu,aku turuti katamu!’’
Kami sampai. Kami minum coffe late mocca cocho,dengan cake coklat. ‘’Wanita kuno,benar katamu ya!disini coffenya jauh lebih enak dari yang kupikirkan!’’ katanya. Aku hanya tersenyum. ‘’Hei,ngomong-ngomong kenapa kita harus memanggil dengan sebutan jelek?bagaimana kalau kita berkenalan?’’ kataku. ‘’Tidak!tidak! aku tak suka berkenalan dengan wanita,lagipula namamu memang pantas sebagai WANITA KUNO!’’ katanya. ‘’Baiklah jika kau tidak mau memberi tahu namamu,biar aku saja yang memberi tahu namaku. Perkenalkan namaku Nadita Eliana Anjaningrum,biasa dipanggil Nadita, aku berasal dar Indonesia,aku orangnya cantik dan lemah lembut…terimakasih’’ kataku. ‘’Hei kau tahu tidak!’’ katanya. ‘’Tidak!kan belum di kasih tahu olehmu’’ ledekku. ‘’Namamu itu terlalu bagus’’ katanya. ‘’Yah sudahlah terserahmu saja,asalkan kau senang,kau boleh meledekku’’ kataku. ‘’Memang kau dilahirkan untuk di ledek!’’ katanya sambil tertawa. ‘’Hah!kau ini!membuat darahku naik saja!,ngomong-ngomong kau tadi di mall ngapain si?’’ tanyaku. ‘’Tadi aku bersama ayahku,untuk meeting pemasukkan saham’’ katanya. ‘’Wah jadi kau ini orang kaya ya? Tapi mukamu tak pantas untuk jadi orang kaya’’ kataku sambil tertawa. ‘’Hei!apa katamu barusan? Kau tahu tidak wajahku ini yang paling dicari di dunia!’’ katanya menunjukkan muka kesalnya yang baby face. ‘’Oh dicari ya?’’ kataku. ‘’Iya!kau pasti iri kan?’’katanya. ‘’Tidak..untuk apa aku iri padamu?wajahmu itu kan  dicari di dunia..untuk pemasangan label racun serangga..kau tahu tidak..’’ ledekku. ‘’Kau ini..kau membosankan!dasar wanita kuno’’ katanya. ‘’Hei jangan marah..kita impas’’ kataku. ‘’Bagaimana impas?kau yang paling sering meledekku!’’ katanya. ‘’Iyah-iya sudahlah’’ sambungku. Kami pun pulang ke rumah masing-masing.

Dibalik kisah. Lee Yoo Sung yang sedang di atas kasurnya,tertawa kecil saat mengingat ia bersama Nadita. Dan sama halnya juga dengan Nadita.

Hari ini hari Minggu,aku mau renang ah…Aku bawa perlengkapan komplit. Aku di jemput oleh Soo Yung dan Kim Jeon.  Menyebalkan,karena kukira..ia dan aku saja yang pergi. Eh malah mengajak pacar barunya. Kim Jeon memang tampan,tapi pendidikannya sepertinya pas-pas’an. Tapi itu kan pilihannya Soo Yung,untuk apa aku kepo. Kami tiba di tempat. Wau!,,,mengagumkan. Ini kolam renang…apa laut ya?. Pemandangannya bagus,banyak pendopo ala rumah Korea jaman dahulu. Aku suka. Percaya atau tidak!ini sangat bagus. Seperti pembentukkan alam. ‘’Soo Yung,tempatnya bagus,kau tahu dari mana?’’ tanyaku padanya. ‘’Hah,kau ini kenapa harus ditanya?aku kan penduduk asli sini!dari lahir sampai detik ini bukankah aku orang Korea?’’ balasnya. ‘’Ya,sudah ganti baju yuk!’’ kata Soo Yung. Aku pakai baju renang putih pink manis,Soo Yung pakai baju renang..tapi kaya bikini. Yach,maklumlah dia kan orang nonmuslim. ‘’Nadita,kesana yuk!’’ ajak Soo Yung. ‘’Okeh,okeh!’’ kataku. Memang si kami bertiga,tapi aku seperti sendirian. Lihat saja mereka,asyik berduaan ja. Seperti aku ini setan apa?. Ups,iya juga ya?berduaan ketiganya setan. Becanda>-<

Kami sudah renang 3 jam,harus ganti baju. Saat aku mengambil tasku di pendopo. Lelaki itu lewat di jalan setapak. Aku melihatnya sendirian. Bagaimana tidak mereka lagi-lagi meninggalkanku. ‘’Hey!kau!kemarilah!’’ teriaku. ‘’Kau?’’ katanya dengan singkat. ‘’Hah!kau ini mengapa dimana kuberada kau selalu mengikutiku,apa yang kau mau dari ku hah?’’ kataku. Dan apa yang ia balas?ia hanya nyengir. Dasar kutu kupret. ‘’Ya,sudahlah..memang lelaki psikopat..jika diajak bicara pasti bingung sendiri!’’ kataku sambil jalan lurus.
‘’Hey!wanita kuno,kau mau kemana?’’ tanyanya. ‘’Kenapa harus ditanya?setelah renang pasti mau bilas lah’’ balasku. ‘’Kalau mau bilas,kau harus belok kanan,bukan lurus!lurus itu taman disana ada taman!’’. ‘’Hah,aku tak percaya padamu,kau pasti ingin menipuku kan..?’’ kataku. Tiba-tiba ia menggeret tanganku,sambil dibawa jalan. ‘’Lihat ini!apa ku berbohong?’’ katanya sambil menunjuk ruangan bilas. Dia menang aku kalah. ‘’Isst,kasarnya kau menggeret tangan ku tadi’’ kataku padanya. Tapi ia tak menghiraukannya. Ia malah berjalan pergi.  ‘’Hey psikopat! terimakasih ya!’’ kataku. Ia tetap jalan saja tanpa mengucapkan ‘sama-sama’. Selain psikopat ia tuli apa ya?.
Dengan tanpa rasa bersalah,Soo Yung lewat didepanku dan…’’Nadita kau belum ganti?cepat!..’’katanya. Dan aku langsung merampas tas miliknya dan masuk kekamar mandi. ‘’Hey!Nadita kau mau apa?kembalikan tasku!kau gila ya?’’ teriaknya. ‘’Soo Yung,tas ini sebagai barang jaminan!,nanti jika kukembalikan pasti kau akan lupa padaku’’kataku didalam kamar mandi. ‘’Tapi Nadita,didalamnya ada phoneku,bagaimana jika Kim Jeon telepon aku?’’ pintanya. Aku tak menghiraukannnya. Aku menyalakan keran. Dan terbukti,Soo Yung menungguku didepan pintu.
Kami tengah didalam mobil. ‘’Soo Yung sayang?kenapa kau tak menjawab sms ku tadi?’’ tanya Kim Jeon pada Soo Yung. ‘’Maafkan aku hany,tadi Nadita mengambil tasku!’’kata Soo Yung dengan manja. ‘’Halah..’’kataku. ‘’Maafkan kami Nadita,kami terlalu asyik berduaan’’ kata Kim Jeon. Aku hanya mengangguk. ‘’Bagaimana jika kita ke resto?’’ kata Soo Yung. ‘’Hey Nadita!kau mau tidak?’’ sambungnya. ‘’Tidak! Tidak,pulangkan saja aku’’kataku. ‘’Ya sudah,ini kesempatan kita sayang?’’ kata Soo Yung. ‘’Kau inih..’’ lanjut Kim Jeon. ‘’Hey Soo Yung,masa tadi,aku melihat lelaki yang dikelas kita,yang tukang malas..’’ kataku padanya. ‘’Maksudmu Lee Yoo Sung’’ kata Soo Yung. Aku mengangguk. Oh ternyata itu namanya. ‘’Ayahnya itu memang pemilik tempat wisata itu!benarkan sayang?’’ kata Soo Yung. ‘’Benar Nadita… Lee Yoo Sung itu orang kaya’’ sambung Kim Jeon.
 ‘’Terimakasih,kalian hati-hati ya?’’ kataku saat turun dari mobil Kim Jeon. Aku berjalan menuju apartku lewat lift. Kamar apart ku ada di lantai 22. Aku menekan tombol angka untuk kata sandinya. Aku langsung menggabrukkan badanku di kasur yang penuh keempukan itu. Aku ganti baju yang lebih ringan. Aku buka kulkas. Aku ambil apel segar. Aku  gigit apel itu setelah dicuci, aku duduk di halaman kaca besar itu. Aku lihat Seoul yang tak pernah istirahat. Aku masih membayangkan kekonyolanku bersama lelaki itu. Aduh ! kenapa aku harus lupa namanya. Sudahlah,tak penting juga aku tahu namanya.
Sampai aku menonton tv,yang siarannya lagi oppaku,aku masih mikir soal yang tadi. Lelaki itu orang kaya. Kekayaannya ada dimana-mana. Kenapa aku kurang ajar ya?.





















perkenalan

Hari in aku berangkat ke kampus. Benar sekali. Liburanku sudah usai. Aku duduk dibangku, barisan ke 2 dari pintu yang berada di kiri,deret ke dua dari depan. Dan psikopat itu berangkat lumayan pagi. Sekitar 07.45 lah. Ya daripada yang kemarin-kemarin,berangkatnya jam 07.50 padahal masuknya jam 07.55 pagi. Dia duduk dikananku. Tapi belakang deret ke 3. Dosen Woon Jin masuk. Ia membagikan hasil test yang kemarin,sebelum libur. Hingga tiba giliranku.aku dapat nilai A,ini bagus sekali,usahaku tak sia-sia. Hingga tiba lelaki psikopat itu. ‘’Lee Yoo Sung  kau dapat C,kumohon tingkatkan lagi!’’ kata Dosen. Siswa sekelas tertawa. Tapi tidak denganku. Aku hanya memandanginya. Apakah  dia tidak malu?kenapa sikapnya biasa ja ya?. Dengan Jeong Hyun saja kalah. Jeong Hyun dapat nilai C+, yah lumayan lah.

Kelas sudah usai. Aku mau ke toko buku. Toko Han Min Gu. Disanalah aku langganan buku. Bukunya bagus&menarik. Disana ada novel,cerpen,koran terendit,majalah terendit,majalah dunia maya,dan masih banyak lagi. Aku mau cari novel Love is Horror. Memang unik judulnya. Kata Jong Dae,buku ini laku keras dipasaran. Yah lumayan lah untuk ngisi kebosanan aku. Aku dah dapet bukuku,tapi aku juga mau cari buku fashion. Kalian pasti tahu kan?buku ini bukan untuk aku. Mana mungkin seorang Nadita wanita kuno menyukai hal-hal yang bersifat feminim. Itu hanyalah tahayul belaka.
Sesaat aku melihat Lee Yoo Sung di toko itu. Aku menghampirinya. ‘’Kau?’’ kataku padanya. ‘’Kau?’’ balasnya. ‘’Kenapa si,dimana saja ku selalu bertemu kau?apakah Tuhan mengutukku dengan memberimu kepadaku?’’ sambungnya. ‘’Isst,kau inih!aku kesini bukan mau cari rebut denganmu!aku mau minta tolong padamu!bersediakah kau?’’ kataku. ‘’Bantuan apa?’’ tanyanya. ‘’Kau tahu kan aku wanita kuno?aku sudah 15 menit di toko ini untuk mencari kolom buku fashion,tapi tak kunjung jumpa,mau kah kau mencarikannya untukku?soalnya ini untuk Soo Yung’’ kataku. ‘’Tidak!Tidak! aku tak terbiasa untuk menolong seseorang,apalagi yang kutolong wanita sepertimu’’ katanya sambil mencari buku lagi. ‘’Ya sudah! Wlek! Selain psikopat  kau juga pelit!’’ kataku dan meninggalkannya.
Lima menit aku mencari buku itu,tapi tak ada juga. Aku putus asa. Aku duduk dilantai lorong ke 7. Untung tak ada orang lewat. Aku menangis kecil. Aku merasa tak enak pada Soo Yung. Soo Yung sedang ada dirumah sakit untuk menemani Ibunya. Tiba-tiba…’’Nah,kucarikan untukmu!’’ kata Lee Yoo Sung. ‘’Hek…hek…apa?terimakasih Lee Yoo Sung’’kataku. ‘’Hah makanya ya!kau itu up to date,untuk masalah ini bukan apa-apa bagiku?’’ katanya sambil membalikkan badan dan melangkah ke casssa. ‘’Psikopat apakah kau akan meminta balasan lagi padaku? Tak apa?katakan saja?akan kulakukan’’ kataku sok jaim.
Aku langsung ke rumah sakit dimana Soo Yung berada. ‘’Soo Yung,ini bukunya’’kataku sambil menyodorkan buku itu padanya. ‘’Kau ini lama sekali si?aku hampir bosan diruangan ini’’katanya. Aku duduk di sofa yang sudah tertakdir untuk ku duduki itu. ‘’Nadita,sepertinya matamu bengkak!kau habis nangis ya?’’ tanya Soo Yung. ‘’Ah tidak,aku hanya mengantuk saja’’ kataku. ‘’Kau pasti berbohong lagi,ayo katakanlah sejujurnya’’perintahnya. ‘’Tapi kau janji ya jangan bilang siapa-siapa!’’ pintaku. Dia mengangguk. Aku menceritakan semuanya dengan fakta dan konyol. Dan Soo Yung tertawa. ‘’Hey Nadita!benar juga kata Lee Yoo Sung,kau ini harus up to date’’ katanya. ‘’Hah? Kau membelanya? Daripada temanmu sendiri?’’ kataku. ‘’Tidak-tidak,aku hanya bercanda!’’ katanya. ‘’Soo Yung!bagaimana keaadaan Ibumu?apakah dia sudah baik?’’ tanyaku. ‘’Iya,kata dokter ia baru saja selesai dengan komanya!dan dia akan siuman besok’’ katanya. ‘’Memang Ibumu sakit apa?’’ tanyaku. ‘’Gula darah’’jawabnya. ‘’Ku do’akan semoga sembuh!’’ kataku. ‘’Terimakasih Nadita’’ucapnya. ‘’Ya sudah,aku mau pamit dulu ya?’’ pintaku. ‘’Oh Nadita,aku besok tidak berangkat,kau tahu kan?aku harus mengurus Ibuku ini!’’ pintanya. ‘’Baiklah..akan ku bilang pada dosen’’kataku. ‘’Aku pamit dulu ya!’’ salamku. ‘’Hati-hati Nadita’’ teriaknya.

Esoknya aku bilang pada Dosen Woon Jin, tentang Soo Yung. Ia memulai pelajaran. Saat bel pulang berbunyi,ada 3 anak yang tidak boleh pulang. Yaitu Ren,Jeong Hyun,dan Lee Yoo Sung. Aku rasa mereka dinasihati untuk belajar lebih giat lagi. Mungkin. Aku pulang ja. Saat sore hari,phoneku berbunyi. Siapa ini?tahu nomorku dari mana?kataku dalam hati. ‘’kau siapa?’’ kataku dalam text. Habisnya,tadi ia mengirim pesan blank. Dia membalasnya. ‘’Ku kira kau sudah tidur?aku psikopat’’ katanya dalam text. ‘’Mau apa sms aku?tumben?’’tanyaku. ‘’Maukah kau beretemu denganku di Dong park besok?besok  kan libur?’’ tanyanya. ‘’Baiklah,untuk apa tapi?jam berapa?’’ tanyaku. ‘’Datanglah besok jam 09.45,kumohon tepat waktu’’ balasnya. Memang si,ia membalsanya,tapi pertanyaanku yang satu belum di jawab. Sudahlah,maklumi saja psikopat.
‘’Kau ini datang terlambat,LIMA MENIT!’’ katanya. ‘’Heh?....iya-iya,maafkan aku tadi aku menimpa kemacetan’’ kataku. Dan dia hanya tersenyum. ‘’Sudahlah?kau mau apa dariku?’’sambungku. ‘’Aku mau imbalan darimu!’’ jawabnya. ‘’Benarkan?sudah kuduga,kau ini selalu meminta imbalan dari perbuatanmu yang tak selalu ikhlas itu’’kataku. ‘’Maukah kau mengajariku untuk test mendatang?kau tahu kan nilai yang kuperoleh selalu C’’ katanya.
Kami belajar di perpus daerah. Sedikit demi sedikit ia sudah bisa. Aku senang. Setiap 2 minggu sekali ku mengajarinya. Ya memang si, pembalasan ini terlalu menguntungkan baginya. Namun,aku hanya menganggap ini sebagai pencarian pahala. Test selanjutnya dimulai. Hasil dibagi setelah 1 minggu libur. Aku mendapat nilai A dan Yoo Sung dapat B+. lumayan,pengajaranku padanya membuahkan hasil. Sekelaspun juga bingung pada Yoo Sung.
‘’Nadita!’’ teriak Lee Yoo Sung. ‘’Hey!kau?kau sudah hafal namaku setelah 2 bulan kita berkenalan?’’ tanyaku. ‘’Iya,bagaimana tidak hampir setiap hari kita bertemu bukan?’’ katanya sambil tersenyum. Aku merasa ini sebuah keajaiban. Yoo Sung adalah tipekal jutek dan cuek. Kenapa ia bisa berubah seperti ini?.  Aku senang,karena aku bisa merubah sikap jeleknya.

















Perubahan
Kami sudah lama berkenalan. Hampir 6 bulan lah. Dia ternyata anaknya asyik juga. Aku suka berteman dengannya. Hari ini hari Minggu. Aku baru saja mandi keramas. Aku mau menjemur handukku di halaman berkaca itu. Tiba-tiba phoneku berbunyi. ‘’Yoo Sung?’’ kataku. ‘’Bisakah kau ke jalan Dong Dam rumah no 52?’’ katanya. ‘’Baiklah,tapi kau mau apa?’’ balasku dalam text. ‘’Sudahlah datang saja’’ balasnya. ‘’Kau ini selalu merahasiakan sesuatu dariku,baiklah nanti aku akan tanya peta dulu,tapi ingat jangan macam-macam!’’ balasku. Tapi ia tak membalas.
Aku segera bergegas. Aku pakai baju seperti daster atau gaun pendek berwarna merah cantik. Dan pakai high hils berwarna hitam. Aku urai rambutku. Aku tak percaya pada diriku yang ada dikaca. Mukaku tampak lebih dewasa. Aku segera menuju parkiran bawah tanah. Aku cari mobil biruku. Aku tanya peta,dan aku sampai di tujuan. ‘’Perumahan Dong Dam?’’ kataku. Jadi dia tinggal di perumahan?. Syukurlah kukira ia akan membawaku ke tempat yang tidak kusukai. Perumahan ini tampak untuk orang elit.
Aku tak bisa masuk dengan seanaknya sendiri. Ada palang yang menghalangi jalanku. Dan tentunya security. ‘’Halo mbak,selamat pagi?mau cari siapa ya?’’ kata Pak satpam itu. ‘’Oh, saya mau cari Tn. Lee Yoo Sung dengan rumahnya di nomor 52 Pak?’’ balasku. ‘’Apakah mbak sudah buat janji dengannya?’’ tanyanya balik. ‘’Sudah kok ! Pak’’ jawabku singkat. ‘’Baiklah akan saya coba hubungi Tn. Yoo Sung’’ sambungnya. Lalu ia mencoba menelpon Yoo Sung. ‘’Baiklah mbak,silahkan masuk!’’ kata satpam itu.
Aku tak habis pikir. Sekaya itukah Yoo Sung?. Hingga perumahan dimana ia tinggal di kawal ketat?. Aku menyalakan mesin statrter mobilku. Aku mencari rumah dengan no.52. Nah…ketemu akhirnya. Tampak Yoo Sung sedang menunggu didepan gerbang rumahnya. Dia memperbolehkanku masuk. Dia pakai baju santai warna putih dan celana pensil hitam. ‘’Ayo!masuk’’ katanya. Aku agak gak percaya. Tapi aku memberanikan diri untuk masuk.
‘’Wah…..!’’ kataku dengan suara lirih. ‘’Ada apa Nadita? Kau baik-baik saja?’’ katanya. ‘’Oh>_< enggak!’’ balasku. Benar-benar ku takjub pada kemewahan rumahnya. ‘’Mari ke ruang gantiku!’’ ajaknya. ‘’Ah tidak mau?kau ini mengajakku kemari untuk apa si? Kau mau macam-macam denganku ya?’’ tanyaku penuh curiga. Tiba-tiba ada seorang pengawal. ‘’Tn. Anda sudah ditunggu,kita harus berangkat 20 menit lagi ke bandara!’’ kata pengawal itu. Aku jadi tambah bingung. ‘’Baik pak!’’ balas Soo Yung.
‘’Masuk lah!’’ kata Soo Yung sambil membuka pintu ruang gantinya. ‘’Wau ini ruang ganti apa stadion ya?’’ kataku dalam hati.’’Kau masih ingat bukan? Kau pernah bilang padaku bahwa kau akan mengubah styelku?nah ini saatnya. 20 menit lagi aku harus ke Jepang. Aku harus menghadiri rapat pemegang saham milik Ayahku. Maukah kau sebagai stylesku?’’ katanya. ‘’Baiklah,tapi kau harus bergegas!’’ balasku. Dia membuka lemari bajunya. Gila!. Jas,baju,sepatu,jaket. Banyak banget. Bagus-bagus lagi. ‘’Cepatlah pilihkan untukku!’’ perintahnya. Aku segera melaksanakan perintahnya. 10 menit kami mencoba-coba baju. Akhirnya ada yang cocok juga. Tampak sederhana,tapi aura charismatic nya terpancar jelas. Rambutnya ku buat model rambut Lee Min Ho,saat di Gangnam Blues. Sangat mirip ketampanannya. Kami keluar rumah. ‘’Apakah kau mau ikut juga?’’ tanyanya. ‘’Tidak usah,lagian kan kau akan rapat disana. Aku takut merepotkanmu disana. Lagipula apa peranku disana?. Sudahlah berangkat saja. Dadah?’’kataku. dan aku membukakan pintu mobil hitam miliknya. Dan mendorongnya masuk. Akupun langsung masuk ke mobilku sendiri. ‘’Terimakasih Nadita’’ teriaknya. ‘’Sama-sama,kau hati-hati ya disana!’’ kataku. Akupun menge-gas mobilku,dan meninggalkan kompleks itu.

Dibalik kisah. Saat meeting berlangsung, Lee Yoo Sung masih memikirkan Nadita. Ia teringat masa saat Nadita mengenakan dasi untukknya. Saat masa itu,jantung Lee Yoo Sung berdebar kencang. Lain halnya dengan Nadita. Nadita tak merasakan sama sekali hal yang membuatnya untuk dipikirkan kembali.














kenapa jadi seperti ini?

Saat aku memainkan games yang ada di phoneku,Selasa itu. Tiba-tiba…………….’Ting-tong’ suara bel apart ku berbunyi.  ‘’Siapa?’’ kataku. Aku melihat cc TV di pintuku. Sepertinya aku kenal. Aku buru-buru membuka pintu. ‘’Astagfirullah Mika?’’ kataku terdiam di dalam apart melihat keaadaan Mika. Aku bingung. Tumben. Ada apa Mika datang kesini?. Bagaimana dia bisa tahu?. Apakah dia mencari alamatku lewat menteri luar negeri?. Aku tambah bingung dengan keaadaannya yang acak-acak’an. Aku mempersilahkannya masuk.
‘’Nadita hek…hek..hekk’’ katanya sambil menangis dipelukan pundakku. ‘’Ada apa? Kenapa kamu datang kesini dengan keadaan seperti ini?’’ tanyaku. ‘’Akuh..akuh.. diperkosa oleh mantan pacarku sa…aaatt …sa..at 3 bulan yang lalu’’ jawabnya dengan masih menangis. ‘’Astagfirullah..kenapa seperti ini?’’ kataku. ‘’Aku kira ia akan mengajakku kesebuah tempat yang istimewa,tapih…ternyata ia membawaku ke apart miliknya….hek…hek..hek’’ balasnya. ‘’Ya Allah Gusti, jadi selama ini kau jarang masuk ke kampus?’’ tanyaku balik. Ia hanya mengangguk. ‘’Apakah kau tidak dititipi untuk jaga dirimu oleh orang tuamu?’’ tanyaku balik. ‘’Bukankah kau tahu Nadita? Bagaimana dengan kondisi keluargaku?kau tahu kan aku anak yang hampir broken home?’’ balasnya. Aku memaklumi. ‘’Nadita,soal ini jangan bilang siapa-siapa ya?aku takut ada yang tahu’’ pintanya.
‘’Nadita,bolehkah aku tinggal disini untuk sementara waktu?aku tak akan berbuat sesuatu di apartmu. Jika aku berbuat sesuatu,laporkan saja aku ke polisi’’ pintanya. Aku hanya mengangguk. Aku mengambilkan pakaian hangat untuknya. Ia langsung mandi dan ganti baju yang tadi kuberikan. Aku menyediakan mie rebus dan teh hangat untuknya. Dia minta tidur di sofa saja. Aku menyiapkan selimut untuknya. Akupun masuk ke kamar. Aku harus tidur,lagipula sudah jam 10 malam. Besok aku harus kuliah. Otakku masih terngiang soal Mika. Bagaiman dia bisa jadi seperti ini?. Bagaimana jika orang tuanya tahu. Katanya,ia tak berani pulang ke apartnya. Ia takut,suatu saat di hadang oleh mantan pacarnya. Ia takut dibunuh. Itulah ancaman dari mantannya.
Rabu pagi,datang. Aku mau kuliah. ‘’Mika,di kulkas ada telur,mie dan persediaan makanan lain,tapi jika kamu tidak suka,kamu boleh telepon aku,nomorku ada dikaca itu’’ kataku sambil menunjuk kaca itu. ‘’Tidak usah Nadita,disini aku sudah banyak merepotkan mu,aku akan makan seadanya’’ balasnya. ‘’Oh Nadita,bolehkah aku berada di halaman kaca itu?’’ tanyanya. ‘’Iya,ya sudah aku berangkat dulu!kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi aku!kau bawa ponselkan?’’ kataku. Dia mengangguk. Aku memperbolehkannya menggunakan baju-bajuku. Pasalnya ia datang tak bawa baju. Aku percaya dengannya. Karena ia pernah jadi orang terdekatku. Aku hampir tau sifat aslinya. Aku bergegas ke kampus.

Kelas dimulai. Kelihatannya Lee Yoo Sung tak berangkat. Mungkin ia belum pulang dari Jepang. Ya sudahlah. Kelas usai. Aku segera pulang. Aku mencari Mika. Ternyata ia masih di halaman itu. ‘’Mika?kamu dari tadi masih disini?’’ tanyaku. ‘’Hmmm’’ balasnya. ‘’Kau ini! cepat makan!kasihan anakmu!’’perintahku. ‘’Untuk apa aku makan Dita?ini bukan anak yang ku inginkan,biarkan aku sakit toh nanti juga akan keguguran?aku malah senang,aibku akan berakhir’’ katanya. ‘’Astagfirullah Mika, kamu bilang apa? Kamu bukan temanku kalau kamu bilang kaya gitu’’ kataku marah. Aku langsung masuk kamar dan mengunci pintu. Aku kesal terhadap perkataan Mika. Aku keluar jam 4 sore. Saat aku keluar,Mika memelukku.
‘’Maafkan aku Nadita soal yang tadi,’’ katanya. ‘’Aku memaafkanmu kok! Sini duduk!’’ perintahku. Aku bercerita padanya. ‘’Taukah kau?bahwa anak itu titipan Tuhan?termasuk kau dan aku?’’ tanyaku. Dia mengangguk. ‘’Jika kau berniat menggugurkan kandunganmu,maka pertama kau akan menjadi manusia tercela,kedua kau kan menanggung dosa dari mantan pacarmu,doa jelek dari anak ini dan dosa mu sendiri!kau pasti tahu kan?bagaimana jadi anak yang hampir broken?bagaimana nasib anak ini jika kau melakukan perilaku bodohmu itu?bagaimana kejadian yang akan ditanggung olehmu di masa depan dan akhirat berkat doa jelek anakmu ini?’’ tanyaku. ‘’ Ku tanya sekali lagi,maukah kau kuantar pulang ke Indonesia untuk memberitahu masalah ini dengan orang tuamu?bagaimana juga aib ini suatu saat akan terbongkar juga. Memang berat,tapi lebih berat lagi jika di masa depan kau akan menanggung masa depan ini!kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik dengan orangtuamu, ada aku,aku akan memihakmu!’’ kataku. Dia menyetujuinya.
Esoknya aku minta izin kepada Dosen untuk tidak berangkat 3 minggu. Tapi dosen hanya memperbolehkan 2 minggu saja. Tak apalah. Daripada tidak sama sekali. Aku segera bergegas ke apart milik Mika. Mika sudah memberitahukan pinnya padaku. Aku sendirian kesana. Untuk mengambil baju miliknya dan perlengkapan lain. Aku keluar. Tapi saat aku mau naik lift untuk turun,aku melihat seorang lelaki sedang memencet bel apartnya Mika. Aku rasa dia lelaki yang dimaksud selama ini oleh Mika. Katanya namanya,Choi Woon. Aku diam-diam memotret. Aku tak mau gegabah. Aku harus bergegas ke bandara.
Kami sedang ada di pesawat saat ini. Phone ku berbunyi. Ternyata Yoo Sung. Bukankah aku sudah izin tadi?. ‘’Kau sudah sampai?apa kau baik-baik saja?cepat pulang dan belajar bersama lagi ya?’’ isi dalam text itu. ‘’Aku sedang ada di pesawat!....iya! aku tidak akan lama!sudahlah jangan SMS lagi,HP ku akan ku matikan,jadi jangan harap aku akan membalasnya!’’ balasku dalam text. Aku langsung mematikan ponselku. Dan tidur. Saat aku mau tidur,aku melihat Mika yang tengah memegang perut besarnya itu. Ia hamil 2 bulan. Aku kasihan padanya.
‘’Well Come to Soekarna Hatta Airport’’ kataku. Yach,bandara ini bentuknya masih sama seperti 6 bulan yang lalu. Saat aku mau pergi ke Korea. aku membeli tiket ke Bandara Adi Sucipto. Sampai sudah aku di situ. Aku langsung menuju stasiun untuk membeli karcis kereta api. Sampai sudah kami di Ambarawa. Waktunya aku cari travel. Dan akhirnya kami sampai di depan kompleks milik Mika. Kami sangat bergetar di depan rumah Mika. Bagaimana tidak,kami melewati serangkaian perjalanan yang amat jauh. Hampir 1 hari mungkin kami bertransport. Kami lelah. Kami mencoba memberanikan diri untuk masuk. Kami diperbolehkan masuk. Ada pembantunya Mika. Dia eman pada kita. Tapi dia juga sedih akibat musibah yang menimpa Mika. Orangtua Mika belum pulang. Seperti biasa,urusan bisnis. Alasan yang wajib terlontar,dari mulut orangtua Mika.
Akhirnya mereka pulang. Sekitar jam 10 malam. Mika mencoba memberanikan diri. ‘’Hallo Mika?kamu pulang kapan?’’ tanya Mamahnya sambil memeluk Mika. ‘’Barusan Mah’’ jawabnya singkat. ‘’Mika?kamu pulang?memang lagi libur kuliah ya?’’ tanya Ayahnya. ‘’Enggak.. Yah,’’jawab Mika menahan tangis. ‘’Mika,kamu tambah gendut ya?perutnya apalagi?’’ kata Mamah Mika. ‘’Sebenarnya..aku pulang untuk memberitahukan aibku Mah..Pah…’’ kata Mika.
‘’Maksud kamu apa Mika?kami jadi tambah bingung?’’ kata Ayah Mika. ‘’Jadih,aku hamil!usia kehamilanku sudah 2 bulan…aku diperkosa oleh mantan pacarku Mah…Pah…ini gara-gara olah cerobohku yang tak bisa jaga diri!maafkan aku Pah…Mah..’’kata Mika mengeluarkan air mata amat banyak. ‘’Apah kamu bilang barusan?’’ kata orangtua Mika serempak. ‘’Hey!Mika apakah Ayah sekolahkan kamu disana untuk hamil diluar nikah?’’kata Ayahnya sambil menampar pipi kanan Mika. Mika hanya terdiam. ‘’Hey Mika!Mamah gak sudi untuk punya anak kayak kamu!hamil diluar nikah?apa kata teman arisan Mamah nanti hah?’’ kata Mamahnya. Aku heran. Disaat keadaan ini?masih sempat untuk membicarakan soal uang?. ‘’Mah!ini semua karena kamu! kamu sebagai Ibu tapi kamu tak berperan sebagai mana semestinya!’’ bentak Ayah Mika pada istrinya. Yang kulakukan disana hanyalah diam.
‘’Baiklah aku saja yang pergi!’’ kata Ayah Mika. ‘’Tidak perlu! Hai lelaki tua urus saja anakmu itu! Aku yang akan pergi!’’ kata Mamah Mika. Kemudian ada perlakuan kasar dari Ayah Mika. Yaitu menampar pipi istrinya sendiri. Aku baru tahu. Jadi beginilah aslinya kehidupan Mika. Bahkan lebih sedih pedih dariku. Aku sudah muak dengan semua ini. ‘’Kalian diam saya mohon! Ini bukanlah kesalahan Mika! Dia ingin perhatian dari orangtuanya sendiri!tapi itu tak berpihak padanya!dia hanya mendapatkan perhatian dari uang kalian dan pelampiasan yang selama ini dia cari! Apakah kalian tidak kasihan pada anak kalian sendiri?!’’ bentakku pada mereka. Aku tahu ini perbuatan keji. Tapi lebih keji siapa?. Aku kasihan pada Mika. ‘’Hey! Kamu! Jangan urus urusan kami! Kamu masih kecil!’’ kata Ayah Mika. Lalu Ayahnya pergi menggunakan mobil. Disusul oleh Ibunya,dengan menggunakan mobil lain. Sayang sekali, kaya harta tapi tak kaya kasih sayang.
‘’Mika! Kamu gak papa?’’ tanyaku. ‘’Gak papalah Dit, mending kamu pergi ajah maafin aku hek…hek..tapi kalau kamu mau nginep di rumah aku gak papa kok! Aku mau sendiri dulu sekali lagi makasih yah dah mbelain aku’’ kata Mika. Aku merasa aneh,dengan sikapnya. Akupun diberi tahu kamar tamu,oleh pembantunya. Aku masih memikirkan soal yang tadi. Aku tidur sajalah. Aku sangat capek. Bagaimana tidak?. Perjalanan pulang sekitar 1 hari. Baru pulang udah dapet masalah. ‘’Mikah..Mika hentikan!jangan lakukan itu!’’ teriakku. Aku terbangun dari mimpi burukku sekitar jam 10 malam. Kau tahu aku mimpi apa barusan?. Mika membunuh dirinya sendiri dengan membeler perut besarnya itu. Aku semakin takut dan khawatir. Aku melangkah menuju kamarnya Mika. Aku sudah coba untuk mengetuk pintunya. Tapi tak dijawab. Ya sudahlah. Esoknya aku keluar mau mengajak Mika jalan-jalan. ‘’Bik?Mika nya dah keluar belum?’’ tanyaku saat beralan menuju kamar Mika. ‘’Belum non Dita?’’ jawabnya. ‘’Lho?’’ kataku.
Aku penasaran. Makanya aku mengetuk pintu. ‘’Maaf non….sebenarnya…dari tadi jam sekitaran….4 pagi, saya mencium bau…mencium’’ katanya terpatah. ‘’Mencium bau apa Bik?’’ tanyaku penasaran. ‘’Mencium bau amis kayak bau bangkai gituh non..dari kamar non Mika’’katanya. Aku penasaran. Aku mencoba membuka pintunya. Sayang, dikiunci. Aku mengambil linggis di gudang. Aku membuka pintunya. Aku mencoba mendobrak pintunya. Ahirnya terbuka juga. Tapi…’’Astagfirulllah Mika Ya Allah Mika hek..hek..’’ kataku menahan tangis. Nyawa Mika melayang sudah. Aku terlambat membukakan pintu. Jadi,mimpiku semalam benar.
Siangnya,kami menguburkan jasad Mika. Aku pulang terakhiran. Aku menangis di tanah kuburan miliknya. ‘’Mika maaf Mika…aku terlambat menolongmu…aku lalai menolongmu..aku belum bisa menepati janjiku padamu bahwa aku akan menjagamu’’kataku diatas kuburan dengan penuh penyesalan.
Aku pulang kerumah Mika. Aku mengambil barang-barangku. Aku mau pulang ke Korea. Tapi sebelum pulang, aku meminta alamat kantor milik orangtuanya. Aku SMS mereka. Aku ajak mereka ke kuburan Mika. ‘’Kamu!’’kata Ayah Mika. ‘’Hey! Kamu! Kamu coba mempermainkan kami ya atas semua ini? Kamu ajak kami kekuburan?mau kamu apa?kamu telah menelpon kami dengan terror,padahalkan saya ada meeting penting hari ini!’’ sambung Ibu Mika. ‘’Kamu kira ini lucu apa?’’ kata Ayahnya. ‘’Lihat disana!’’ kataku sambil menunjukkan kuburan Mika. ‘’Lihat sana cepat!!!!’’ perintahku sambil menahan tangis. Merekapun melihatnya. Kami semua menangis dengan penyesalan.
Sorenya aku pulang ke Korea. pagi harinya baru sampai. Kejadian jelek selalu menimpa di hari Selasa.







Aku akan membalasnya untukmu

Esoknya baru aku tiba di Korea. Aku belum mau masuk kampus. Aku tak peduli jika Lee Yoo Sung yang memaksaku untuk pergi ke kampus. Sudah 3 hari aku belum membuka ponselku. Baru saja aku tiba. Aku langsung menuju parkiran bawah tanah,untuk mengambil mobilku. Aku menuju apart milik Mika. Ternyata sudah dikosongkan. Tapi aku belum menyerah. Aku masih saja melihat mantan pacar Mika yang brengsek itu. Aku lupa bawa ponsel. Tapi aku ingat betul wajahnya.
Aku mengikutinya. Aku sampai disebuah past bar. Sungguh menjijikan tempat ini. Ada aula besar upss…maaf diskotik. Aku sungguh sebal tempat yang sepert ini. Aku meilhat ada wartel dipinggiran jalan. Aku melihat daftar nomor polisi. Ketemu. Aku telfon polisi. ‘’Halo! Selamat malam kantor polisi Seoul sedia membantu!’’ kata polisi pengangkat telfon ini. Aku langsung ke tujuan. Aku menunjukkan past bar ini berada. Aku janjian dengan polisi itu untuk ketemu disebuah jalan sepi. Kami mengatur siasat. Aku menunjukkan foto mantan pacar Mika. Akhirnya polisi berhasil menangkapnya.
Esoknya,aku sebagai saksi. Aku menunjukkan ponsel Mika yang ada bukti lengkapnya. Pertama hakim menetapkan hukuman 15 tahun. Tapi karena tindak pidana berlapis,sebab pengguna dan pengedar narkoba jadi hukumannya 25 tahun. Didalam hati aku sangat senang. Jika orangtuanya tidak mau bertindak bagaimana dengan aku?. Lebih baik aku saja yang bertindak. Aku senang. Dendammu sudah terbalas Mika.









Refresing to nami island

‘’Anak-anakku sekalian..dalam memperingati ulang tahun kampus ini…maka kampus akan mengadakan piknik ke Pulau Nami? Bagaimana..’’ tanya Dosen kami. Murid-muridpun setuju akan hal itu. Termasuk aku dan Yoo Sung. Kata Dosen, untuk biayanya,akan ditanggung oleh kampus. Alangkah senangnya.
Esoknya sekitar jam 04.45 kami berkumpul di kampus. Kami semua naik bus. Aku memilih untuk duduk bersama Soo Yung. Dan Yoo Sung bersama Rae Woon. Kami semua sangat menikmati perjalanan ini. Akhirnya bus kami sampai jam 09.40.  Kami semua segera mendirikan tenda di tempat instruksi. Sekilas aku bosan dengan keramaian ini. Banyak anak-anak dari kelas lain yang sedang selfi atau growfie mungkin. ‘’Nadita,kemarilah?!’’ ajak Yoo Sung. ‘’Yach? Apakah kau sudah selesai membuat tendanya?’’ tanyaku. Dia mengangguk. Tiba-tiba dia mengajakku. Aku diajak untuk melihat laut yang airnya biru kehijauan. Sungguh cantik!.
‘’Kau lihat itu?’’ tanya Yoo Sung padaku. Aku disuruh  melihat awan cerah itu. Sungguh cantik. ‘’Wau…! Semua ini cantik ya?’’ kataku. ‘’Iya pasti dong kan Korea?’’ ledeknya. ‘’Bukankah semua ini tampak cantik seperti diriku?’’ kataku kegeeran. Dan seketika ia terdiam melihatku. Aku agak gugup. ‘’Kau? Ada apa?’’ tanyaku. Dan ia terbangun dari melamunnya itu. ‘’Tidak! Apakah di Indonesia ada tempat yang cantik juga?’’ tanyanya. ‘’Oh ada! Banyak! Tapi yang sering turis kunjungi adalah  Pulau Bali atau juga ke Lombok!’’ jawabku. ‘’Hey aku tahu itulah! Lalu bagaimana dengan tempat yang romantis? Ada atau tidak?’’ tanyanya. ‘’Tidak! Aku tidak tahu mengenai yang itu? Lagipula aku tak pernah pergi ketempat yang seperti itu!’’ sambungku. ‘’Apakah kau pernah berpacaran?’’ tanyanya.
‘’Aku tidak tahu soal yang itu? Ah Dosen memanggil’’ kataku sambil berlari.
Dibalik kisah. Lee Yoo Sung tertawa kecil. Kemudian senyumnya  manis. Hampir seperti actor Kim Sooh Hyun atau Lee Min Ho. Tapi Nadita belum menyadarinya. Murid-murid diajak keliling Nami Island oleh tour leader yang sudah disediakan oleh kampus Nadita. Semuanya senang.




Aku ingin memeluk kalian satu kali lagi!

Huft…kemarin baru saja pulang dari stady tour. Aku mau belanja bulanan. Masalahnya,sabun mandi…handbody..shampoo…pasta gigi…hampir habis. Saat  selesai belanja,saat aku mau membuka pintu supermarket itu..aku melihat ada Kak Sita. Aku takut salah. Jadi sewaktu diparkiran bawaah tanah aku mengikutinya. Aku yakin sekali bahwa itu Kak Sita. Kalau kalian baca novel ini dari awal pasti kalian tahu kan siapa Kak Sita itu?. Benar sekali, Kak Sita adalah teman Kakakku, Kak Meisa. Kakak kandungku. Saat perselsihan orangtua kami, Kak Meisa bersama Kak Sita itu pergi ke Amerika. Kejadian itu saat aku masih duduk dibangku kelas 9 SMP. Sangat lama memang.
‘’Tunggu! Kak Sita?!’’ teriakku. ‘’ Kau? Tidak! sedang apa kau disini?’’ katanya sambil berlari menuju mobilnya. Aku mengejarnya. Akhirnya aku bisa menghentikannya. ‘’Tunggu! Kenapa  memang jika aku disini? Apakah Kakak takut jika aku tanya soal Kak Meisa?’’ tanyaku sambil memegang tanganya. ‘’Nadita? Pasti kau akan tanya dimana sekarang Kakakmu berada?’’ tanyanya. ‘’Benar Kak! Kumohon beritahulah  pada ku? Kumohon…jangan pisahkan hubungan Kakakku dengan aku,dia adalah Kakakku’’ kataku sambil menangis. ‘’Inih alamatnya’’jawabnya. Aku langsung menulisnya di ponselku. ‘’Terimakasih Kak! Tapi tunggu!’’ pintaku. Aku langsung menuju depan plat mobil miliknya. Kucatat plat mobilnya. Lalu ia segera lari dengan mobilnya.
Aku langsung mengambil mobilku dan segera ke apart. Aku bimbang. Apakah aku harus ke Amerika?. Aku sudah membulatkan tekad. Aku akan kesana. Sebelumnya aku mencari dan memastikan alamat ini di google. Tapi yang muncul seperti diskotik?. Tapi aku percaya pada perkataan Kak Sita. Dia bilang itulah alamat Kak Meisa sekarang. Aku bergegas menuju Bandara dengan perlengkapan yang sebelumnya sudah kusediakan. Dan tentunya dengan uang yang cukup juga. Uang ini ada, karena bulan kemarin aku dikirimi uang oleh Ayah. Aku juga sudah pamitan pada Yoo Sung kok!. Aku tak peduli dengan kata-kata cerewetnya itu.
Aku tiba di California. Sebelum melaksanakan misiku. Terlebih dahulu aku menyewa kamar hotel. Esoknya baru akan ke diskotik itu. Aku mencari Kakakku. Aku sudah capai dan muak berada ditempat ini. Sungguh menjijikan tempat ini. Sungguh tak patut untuk dicontoh. Apakah Kak Sita bohong padaku?. Apakah dia ingin menjebakku ditempat seperti ini?  Akhirnya aku duduk diluar. Aku lelah. Sesaat aku melihat Kak Meisa. Benar itu dia?. Aku seakan tak percaya dengan semua ini?, Dia memakai pakaian yang begitu ketat. Aku mengikutinya ke parkiran bawah tanah. Tempat ini kukira sepi. Tapi ternyata aku salah. Sekilas aku melihat Kakakku dengan seorang pria bahkan usianya lebih tua. Seperti bapak-bapak. Aku melihat kejadian yang aneh. Dan sangat menjijikan. Aku melihat….melihat… Kakakaku berciuman bibir dengan pria itu. Mereka semua mau melakukan hal yang lebih parah lagi. Tapi karena mataku sudah muak dengan semua ini,jadi aku berlari menghentikannya. ‘’Please Stop!           I’m said stop!’’ kataku. Dan seketika lelaki itu masuk ke mobilnya dan bergegas pergi. Kakakku menatap tajam padaku. ‘’Kakak?’’ kataku sambil memeluknya. ‘’Lepaskan! Kamu tahu Kakak disini? Apa kamu bertemu dengan Sita?’’ tanyanya sambil melepaskan pelukkanku. Aku mengangguk. Dan tiba-tiba ia menamparku. Aku terkejut. ‘’Ada apa Kak? Kenapa Kakak menamparku?’’ tanyaku menahan tangis. ‘’Kamu ! pasti kamu ingin Kakak tobat? Ingin Kakak pulang kerumah? Hah?’’ katanya dan tertawa. Aku mengangguk. ‘’Ingat ya? Kakak bukan Kakak kamu yang dulu! Kakak sudah tertutup oleh dosa! Kamu tahu?’’ katanya. ‘’Kakak? Kakak bicara apa? Dita gak tahu semua ini? Ayo pulang Kak! Kita bangun keluarga yang dulu lagi!’’ pintaku. ‘’Mimpi! Pergi kamu dari hadapan Kakak! Tadi kamu bilang apa tadi? Kakak suruh tobat?itu tidak akan pernah  Kakak lakukan!’’ katanya sambil membuka pintu mobilnya. ‘’Tapi kenapa Kak?’’ tanyaku. ‘’Kamu tahu? Apa pekerjaan Kakakmu ini? Jadi PELACUR! Iyah..iyah..Pelacur! dari situlah Kakak dapet uang?Kakak kaya?’’ katanya. Aku menangis,dan tangisan ini sudah deras sekali. ‘’Dan akibat pekerjaan Kakak! Usia Kakak bakal gak lama lagi! Karena Kakak sudah terkena penyakit seks!’’ katanya. Dia pun masuk ke mobilnya dan meninggalkanku di parkiran bawah tanah ini. ‘’Kakak! Tunggu! Tapi kita bisa kerumah sakit untuk pemulihannnya Kak?!’’ teriakku. Tapi teriakkan itu sudah tak ada gunanya lagi. Karena ia sudah pergi dengan mobilnya.
Aku menangis. Tapi aku punya ide. Aku masuk lagi ke bar itu. Aku minta pada pegawai yang bekerja disitu. Aku meminta alamat Kakakku. Pertama si gak boleh, tapi aku memaksa. Dan akhirnya dikasih juga. Aku akan ke sana besok. Sekarang aku mau beli makan dulu. Aku pesan pasta dan nasi hangat. Untuk minumnya lebih baik air putih saja. Aku masih bingung dengan kata-kata Kakakku.
Kini aku sedang berada di depan kamar apart Kakakku. Aku berulang kali memencet bel. Tapi tak ada jawaban sama sekali. Apa kakak tak ada didalam?. Aku tanya pada staf. Tapi staf itu tak mau menggubris. Sudah 2 hari aku didepan kamar apart Kakak, seperti orang gila. Banyak orang lewat. Tapi aku tak peduli akan hal itu. Apa Kakak sudah mengetahui bahwa aku sudah tahu alamat rumah Kakak?. Maka dari itu Kakak tak mau keluar?.
Aku sudah pasrah. Sekali lagi aku tekan bel tuli itu. Aku mencoba papan sandi itu. Tapi tak bisa juga. Bukan tanggal lahirnya?bukan tanggal lahirku?tanggal lahir Safa?tanggal lahir Mas Radit(mantan pacarnya),bukan tanggal lahir Alif,bukan juga tanggal lahir Bunda. Lalu apa?. Aku bingung. Sudah 2 hari aku tidur disini,gak makan lagi!. Untung si,gak dibuang atau diusir sama security. Terus kata sandinnya apa?. Apakah nomor teleponnya?. Tapi kan aku tidak tahu?. Tapi kenapa aku belum mencoba tanggal lahir Ayah?. Mana mungkin?. Bukankah Kakak membenci Ayah?. Sama halnya sepertiku. Aku menekan tanggal lahir Ayah. ‘’05121967/Enter!’’ kataku. Dan yach?. Ini benar?. Pasti kalian terkejut bukan?. Apalagi aku?. Tapi aku mencoba masuk. Aku mencari kamar Kakak. Kok gak ada ya?. Maksudnya gak ada Kakak?. Huft…percuma aku masuk kesini. Untuk apa masuk kalau gak ada Kakak?. Lebih baik aku pulang saja!.
Sesaat aku mencium bau bangkai. Bukankah bau ini pernah kucium sebelumnya?. Benar sekali. Saat kepergian Mika. Dari kamar mandi rupanya bau ini. Aku membuka pintu. Tapi tidak terkunci?. ‘’Astagfirullah hek…hek… Kak Meisa?’’ kataku menahan tangis. Aku segera menggendongnya. Aku bawa dia ke mobilku. Aku mencari dimana rumah sakit. Ketemu. Dia memang sudah ditangani oleh dokter. Tapi kata dokter nyawa Kakakku tak bisa ditolong.  Dia terkena penyakit seks sudah dari 2 tahun lalu,kata dokter. Sebelumnya juga dia mengalami depresi berat. Mungkin karena bertengkar denganku?. Pagi-pagi sekali jasad Kakak dikuburkan. Tak banyak orang yang melayat. Hanya Kak Sita,teman-teman Kakak yang di Amerika,aku,Ayah tiriku,Bunda,dan Kak Dilla Kakak tiriku. Kakakku yang terakhir. Walau ia bukan kakak kandungku. Namun sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Memang benar dugaan kalian, kalian si pembaca novel ini. Aku sebelumnya sudah memberitahukan pada keluarga yang di Indonesia. Aku menceritakan semua yang terjadi. Aku jadi merepotkan Ayah. Karena dia membayar sewa tanah pemakaman. Tapi sudah dibayar untuk selamanya kok!. Maksudnya, jasad Kak Meisa dikuburkan di pemakaman yang ada disekitar California. Tidak mungkin kan..ada pesawat yang mau membawa jasad seseorang?. Kecuali jasad orang-orang ternama saja.

Besoknya apart Kakak dikosongkan. Dan kami semua pulang ke Indonesia. Kami berduka. Tapi duka itu sudah kami ikhlaskan. Hari besok adalah hari terakhir aku disini. Aku harus melanjutkan study ku di Korea. dan tentunya disaat seperti ini aku rindu pada bibir Yoo Sung. Upss,jangan yadong dulu?. Maksudnya cerewetnya Yoo Sung.
‘’Bund, aku mau pergi ke taman kota dulu boleh?’’ tanyaku di Hari Kamis setelah kepergian Kak Meisa di Hari Selasa. Selalu Hari Selasa kan kepergian orang-orang yang aku sayangi?.  Aku selalu berpikir bahwa korban siapa lagi yang direnggut nyawanya. ‘’Iya! Tapi kamu hati-hati ya? Pulangnya jangan terlambat!’’ kata Bunda. Hari itu semua orang tidak ada. Hanya aku saja yang ada. Safa pergi ke sekolah,karena ia ada tambahan pelajaran untuk UN, Kak Dilla pergi kerja begitupun dengan Ayah.
‘’Kamu hati-hati ya! Jaga iri di Korea!’’ kata Ayah. ‘’Iya nak…harus jaga diri mawas diri dan jangan lupa shalat ya!’’ kata Bunda. ‘’Kamu harus beritahu keadaanmu pada ku okeh! Dan jika ada apa-apa Telfon aku!’’ kata Kak Dilla. ‘’Kak! Jangan lupa! Bawa oleh-oleh dan ponsel dari Korea ya Kak!’’ kata Safa. Semua itu mereka katakan saat di Bandara Soekarno Hatta. Benar,aku diantar oleh mereka semua sampai sini. Aku masuk ke pesawat. Aku tak rela berpisah dengan mereka. Aku sayang kalian.



Bersamamu ku ingin

‘’Lee Yoo Sung!’’ kataku sambil memeluknya di taman yang banyak melati putih dan ada pohon cemaranya itu. Tempat yang pertama kali ku bicara dengannya. Dia sedang minum softdrink rupanya. ‘’Kau? Kau kembali?’’ tanyanya. ‘’Hmmm..!’’ jawabku mengangguk. ‘’Untuk apa  kau kembali? Bukankah kau banyak kerjaan? Bukankah kau sudah lupa pada diriku?’’ katanya sinis. Walau sinis wajahnya tetap seperti Kim Sooh Hyun. ‘’Tidak imut!!!!!!aku banyak kerjaan yang harus kuselesaikan! Tahukah kau?itu sangat penting! Dan tahukah kau? Bahwa aku merindukan mu?????’’ kataku sambil mencubit pipnya  kemudian menggelengkan pipinya. Habisnya dia lucu. ‘’Hey! Kau sakit! Kau inih’’ katanya memegang pipinya sendiri. ‘’Hah sudahlah! Kemarikan minummu! Aku haus!’’ kataku menarik softdrink miliknya. Dan meminumnya. ‘’Kau inih aku bagaimana?’’ katanya. ‘’Kau kan bisa beli sendiri?!’’ balasku. ‘’Yang seharusnya beli itu kau!’’ balasnya. ‘’Hey! Kau! Kau tidak kasihan pada temanmu yang cantik ini?’’ ledekku dan menyatukan  bibirku  dengan muka memelas. ‘’Sudahlah! Ikut aku’’ katanya dan menarikku.
‘’Kita mau kemana?’’ tanyaku. ‘’Sudahlah ikut saja!’’ katanya. Ternyata dia membawaku ke Sungai Han. Pasti kalian tahu kan?,sungai terkenal di Korea itu.
‘’Kau gila ya? Kenapa kau harus membawaku ke tempat yang romantis ini? Bukankah disini banyak pasangan kekasih?’’ tanyaku sinis. ‘’Maka dari itu aku membawamu kesini! Katanya kau tak tahu tempat romantis? Disinilah tempat romantis pasangan kekasih untuk mengungkapkan isi hatinya satu sama lain!’’ katanya. ‘’Isst…….!!!!!!!!!’’ Kataku. Walau aku agak bête melihat pasangan kekasih yang romantis dan lebai ini. Tapi aku senang kok! Bisa bergandengan tangan dengan Yoo Sung! Walau dia bukan siapa-siapa bagiku.








First snow

‘’Huft…dingin sekali udaranya…apa aku lupa menutup jendela besar itu?’’ tanyaku dengan menggigil. Aku mau menutupnya. Tapi saat mau menutupnya,aku melihat keajaiban yang sebelumnya belum pernah aku lihat. ‘’Wah! Salju! Bagus banget? Upss, kalau orang sini mah udah biasa kali ya?!’’ kataku. Akupun segera menutup jendela itu. Aku menuju ke lemari. Aku mencari switter pink kemerahan dan sedikit putih. Aku ke dapur,aku membuat kopi hangat. Aku bikin sup hangat. ‘’Hufft…dinginnya udara disini!!’’ kataku di kasur dengan tubuh terbaring tertungkup.
‘’Hey! Yoo Sung! Bukankah ini sedang musim salju? Apa enaknya ya? Saat musim salju?’’ tanyaku dalam Line application. Dia membalas. ‘’Enaknya makan daging babi dan minum soju!’’ balasnya. ‘’Hey! Kau gila atau babbo? Mana mungkin aku mengonsumsi semua itu? Aku kan Muslim?’’ jawabku. ‘’Tidak? Aku hanya becanda! Aku juga tidak suka makan babi ! Aku kan juga Muslim sepertimu? Aku juga belum bisa meminum soju!’’ katanya. Aku kaget. Bukankah hampir 98% penduduk Korea nonMuslim ya?. Tapi kenapa dia bilang dia Muslim?. ‘’Apakah benar kau seorang Muslim? Bukan umat Christiany?’’ tanyaku masih dalam Line. ‘’Jika kau mau tahu..besok aku akan menjemputmu di apartmu!kita akan ke sebuah tempat! Tenang saja aman kok! Gunakan baju hangat ya!’’ pintanya.
Ting-tong!’ suara bel apartku berbunyi. Aku yakin bahwa dia adalah Lee Yoo Sung. Aku membukanya. ‘’Kau ini lama sekali si,,,’’ kataku. ‘’Kau tidak tahu si… tadi aku terjebak macet!dan salju dijalan tebal dan licin! Apalagi udaranya?jangan ditanya lagi!’’ katanya. ‘’Oh! Begitu ya? Ya sudahlah tidak jadi saja!’’ kataku. ‘’Kau ini bagaimana? Aku sudah bela-bela kesini untuk mengajakmu dan aku terlibat masalah! Masa aku akan pulang dengan sia-sia?’’ katanya dan mengatupkan kedua bibirnya dengan muka memelas. Aku menyetujuinya sajalah.
Kami berangkat menggunakan mobil Yoo Sung. Aku penasaran dia akan mengajakku kemana?. ‘’Hey! Lelaki psikopat? Kita mau kemana?’’ tanyaku. ‘’Tenaglah wanita kuno?’’ balasnya. Sudah lama kita tidak menggunakan panggilan ejekkan. Kami parkir. Dari kejauhan aku sudah melihat keramaian. Banyak orang disini rupanya?. Untunglah dia tidak membawaku ke tempat yang aneh. ‘’Dimana in?’’ tanyaku. ‘’Selamat datang di Ice Skating Rink Grand Hyatt Hotel Seoul!’’ katanya sambil tertawa. ‘’Hah? Apah? Kau… kau…pasti berbohong???? Kau yakin?’’ tanyaku gembira. Dia mengangguk. ‘’Ah bukankah dulu disini tempat syuting oppa Lee Min Ho?’’ tanyaku padanya. Dia mengangguk. ‘’Bukankah ini sangat indah dan aku gembira kau tahu perasaanku?’’ tanyaku lagi. Dia mengangguk lagi. Aku memukul lengan atas tangan kirinya. Dia mengeram kesakitan bukan kesaktian.
Aku mau teriak. Tapi dia sudah tahu,makanya dia menutup mulutku dengan tangan kanannya. ‘’Kau? Jika disini kumohon jangan kuno ya?!’’ katanya. ‘’Eh! Nanti dulu! Bukankah masuk kesini harus bayar ya?’’ tanyaku. ‘’Hah!? Tenanglah aku yang bayar kan aku yang mengajakmu kesini?’’ katanya. ‘’Tapih…’’ kataku. ‘’Ah..sudahlah ayo! Main sky bersamaku!’’ katanya. Dia mengajakku menyewa perlengkapan sky dan membawa ku ke arena. ‘’Yoo Sung? Kau ingin mempermalukanku ya? Kau tahu kan aku tak bisa bermain sky dengan sepatu ini?’’ kataku. ‘’Jika kau tak bisa? Maka aku yang akan mengajarimu?!’’ katanya. Dia benar-benar mengajariku. Kami seperti pasangan kekasih. Tapi aku tak peduli akan hal itu.

Turun salju pertama yang kulihat nyata dalam seumur hidupku ini sangat menyenangkan. Kata orang jika kita meminta permohonan di saat turun salju pertama,maka akan terwujud. Tapi aku tak percaya akan hal itu, karena aku orang Muslim.
‘’Hey! Yoo Sung? Katanya kau orang Muslim?apa sih maksudmu di telfon tadi malam?’’ tanyaku saat kami minum kopi. ‘’Baiklah akan kuceritakan semuanya padamu! Pertama,saat aku berusia 13 tahun…orang tua ku cerai, Ayahku asli orang sini, sedangkan Ibuku orang Malaysia dan agamanya Islam. Tapi saat aku berusia 14 tahun..aku masuk Islam..atas perintah Ibuku..sebelum Ibuku meninggalkan Seoul…tapi Ayahku tetap Kristen. Aku menuruti kata Ibuku,sebab Ibukulah yang sering meluangkan waktunya padaku tapi tidak pada Ayahku. Dulu aku tahu semua yang bersangkutan tentang Islam. Karena aku pernah 2 tahun tinggal di Malaysia. Aku pernah Shalat,mengaji..tapi setelah aku pulang ke Korea..aku tak mengenal sama sekali akan hal itu!’’ katanya dengan meneteskan air mata lewat pinggir dan hidungnya mulai memerah. ‘’Ah! Maafkan aku Yoo Sung..aku tak bermaksud mengingat masa lalumu itu?’’ kataku. Tapi ia malah memelukku.

Esoknya selama musim salju ini masih ada,aku selalu diajaknya untuk mengaji di rumahnya. Aku mengajarinya bagaimana cara Shalat,wudlu,membaca Al-Qur’an,membaca Fakih,Tajwid,Tata Krama,Hadist..dan masih banyak lagi. Ayahnya tak mengetahui akan hal itu. Karena kata Yoo Sung, Ayahnya selalu pulang malam. Yoo Sung gampang sekali menerima pengajaran dariku. Mungkin karena dulu ia pernah mempelajari akan hal itu. Kini ia sering SMS dengan ku menggunakan kata Salam. Aku senang dia sudah paham akan indahnya Agama Islam itu.





Moment my wisuda

Sudah 3 tahun aku kuliah di negeri orang lain. Kini waktunya aku di wisuda. Orang tuaku, Kak Dilla, Safa..semuanya ke sini hanya untuk menghadiri wisudaku. Aku senang. Hari itu, keluargaku sedang berada di apartku. Aku senang mereka semua disini.
Dibalik kisah. Nadita sangat senang bisa bertemu keluarga kecilnya. Ia mengajak keluarga kesayangannya ke tempat-tempat yang ia ketahui di Korea. Tapi lain hal nya dengan Lee Yoo Sung. Lee Yoo Sung, akan segera dijodohkan oleh Ayahnya dengan anak sahabat Ayahnya itu. Lee Yoo Sung tak setuju akan pendapat Ayahnya itu. Selain ia baru lulusan,ia tak mencintai wanita itu. Ia hanya merasakan perasaan pada Nadita saja. Menurutnya Nadita yang telah mengubah dirinya dari segala yang mustahil bagi Lee Yoo Sung menjadi nyata. Tapi,lagi-lagi Nadita belum merasakan hal yang sama yang dirasakan oleh Yoo Sung.
Sudah 2 hari keluargaku di Korea. Aku akan mengantar mereka semua ke bandara untuk pulang. ‘’Hati-hati ya disini!’’ kata Bundaku sambil mencium keningku. ‘’Yang seharusnya hati-hati itu Bunda,bunda kan lagi hamil’’ kataku. ‘’Iya nak’’ balas Bunda. Tiba-tiba Ayah, Kak Dilla, Safa mereka semua memelukku. Aku semakin terharu. Aku melepaskan mereka semua pergi.
Pasti kalian tanya kan?. Kenapa aku tak ikut pulang?.  Karena aku kuliah dan didaftarkan kerja oleh Kampusku. Tapi tak apa kok!. Aku pulang ke apart. Baru saja menutup pintu apartku.
ting-tong’ suara bel berbunyi. Aku melihat ccTV yang ada di pintu. ‘’Siapa?’’ tanyaku. ‘’Yang jelas aku bukan orang jahat bagimu!’’ balasnya. ‘’Ada apa dengan orang ini? Bapak-bapak? Tapi kok! Sok kenal ya?’’ kataku dengan suara lirih. Aku membukakan pintu. ‘’Maaf,bapak ini siapa ya?’’ tanyaku. ‘’Apakah kau tak ingin mempersilahkanku masuk?’’ tanyanya. ‘’Maaf sebelumnya Pak,tapi kita belum saling kenal!’’ kataku. ‘’Baiklah! Perkenalkan terlebih dahulu! Saya Ayah dari Lee Yoo Sung!’’ katanya. ‘’Ah apa?’’ kataku.
Kamipun brbincang didalam. Ups,maaf bukan kami. Hanya dia yang dari tadi ngomong. Dia bilang agar aku menjauhi Yoo Sung. Aku sama sekali tak tahu apa maksudnya. Aku menghantarkan Ayah Yoo Sung ke depan pintu untuk pulang. ‘’Ah tunggu sebentar,Nadita…aku punya hadiah untukmu!’’ katanya dan menyodorkan hadiah itu padaku. ‘’Terimakasih Pak!’’ kataku. ‘’Jangan berterimakasih! Justru aku sangat senang bisa membeikan itu padamu. Ya sudahlah aku pergi dulu,dan jangan lupa hadirlah!’’ katanya dan pergi meninggalkanku. Aku semakin tak tahu apa maksudnya.
Aku segera masuk. Aku membukan hadiah kotak kecil itu. ‘’Undangan? Tumben pakai Bahasa Inggris?’’ kataku. Aku membukanya dan membacanya. Aku menangis dengan perasaan. Bagaimana tidak?. Itu undangan pernikahan Lee Yoo Sung dengan seorang wanita.
Sorenya, ada SMS dari Yoo Sung. Sebenarnya aku tak mau melihatnya. Tapi aku harus melihatnya. ‘’Nadita?apakah Ayahku tadi ke apartmu untuk mengancammu?maafkanlah dia!jika kau ingin mengetahui alasannya datanglah ke café kopi yang pernah kita bertemu!ku mohon’’ katanya. Tapi aku tak menggubris malah aku mematikan ponselku.
Esoknya,aku menemuinya di café yang pertama kali aku mengajaknya kesini. Aku duduk di bangku berhadapan. Dari jauh,aku sudah melihatnya bersama seorang wanita. Aku cemburu. Apakah aku ada perasaan dengan Yoo Sung?. ‘’Ada apa kau memanggilku?’’ kataku tak menatap wajah mereka. Habisnya mereka duduk bersebelahan. ‘’Nadita,kau yang bernama Nadita? Perkenalkan aku Jung Ara,akulah yang akan dijodohkan untuk Yoo Sung!’’ katanya. ‘’Apakah kalian mengundangku kesini untuk memanasiku saja?’’ tanyaku sinis. ‘’Tunggu Nadita, kami akan menjelaskan pada mu,bahwa kami akan menolak semua ini!’’ kata Jung Ara. Aku baru mau menatap matanya. ‘’Jadi,aku dan Yoo Sung ini adalah sahabat,kami tak saling mencintai?karena aku mencintai pria lain’’ sambungnya. ‘’Begitu juga aku Nadita,kami akan menolak semua yang direncanakan oleh keluarga kami,dengan cara..datanglah besok lusa ke pernikahan kami!ku mohon!’’ kata Yoo Sung.
‘’Baiklah jika itu mau kalian..lebih baik aku pergi dulu!’’ kataku dan meninggalkan mereka. Baru saja diparkiran,Yoo Sung menyusulku. Aku mau membuka pintu mobilku. ‘’Nadita,Saranga’’ katanya dan memelukku. ‘’Kau lah yang selama ini merubahku dari ha-hal yang kuanggap mustahil menjadi nyata! Datanglah besok!ku mohon! Saranga’’katanya. Aku agak gugup. Tapi aku langsung masuk ke mobil. Aku melepaskan pelukkan hangatnya itu.

Sampai di apart,aku masih terngiang kata-kata Yoo Sung. ‘’Nadita,saranga’’ katanya. ‘’Ah tidak-tidak’’ kataku. Tapi aku tak bisa bohong. Maka aku bertingkah seperti orang gila di kamar. Aku salto ke sana-sini lah. Aku minum air putih banyak. Aku make-up’n. dan bilang ‘’Saranga Yoo Sung!’’ kataku berulang-ulang.
Hari itu tiba. Aku menuju hotel yang akan diadakan itu. Sebenarnya aku gugup,tapi aku akan usahakan untuk datang. Aku sampai diruangan. ‘’Nadita,well come..well come..silahkan nikmati acaranya!’’ kata Ayah Yoo Sung. Aku hanya diam,dan dia meninggalkanku. Yoo Sung,dan Jung Ara sudah datang. Mereka semua mengedipkan matanya padaku. Tapi aku masih saja bingung. ‘’Maaf,apakah kau yang bernama Nadita?’’ tanya seorang pengawal. ‘’Benar ada apa ya?’’ tanyaku balik. ‘’Tn. Yoo Sung menyuruh anda untuk berdiri disana!’’ katanya. Maka akupun menuruti katanya. Benarkah aku suruh berdiam diri disini?.
‘’Pernikahan akan dimulai!pengantin dimohon mengucapkan janji secara bergantian! Bisa dimulai dari mempelai pria!’’ kata seorang pendeta. Mereka saling mengucapkan janji. Aku menangis. Tapi kenapa?. Aku juga bingung. Sudah 1 kali cinta ku gagal. Yap,bersama Rolan. Lalu kenapa harus gagal lagi bersama Yoo Sung?. Tapi, kata mereka,mereka ingin menggagalkan pernikahan ini?. Tapi mana ucapan mereka?.
‘’Pemakaian cincin!’’ kata pendeta. Jung Ara memakaikan cincin pada Yoo Sung. Benarkan mereka hanya membohongiku saja. Lebih baik aku pulang saja. Tapi saat Yoo Sung ingin memakaikan cincin pada Ara,cincin itu jatuh dan menggelinding kearah ku. Tepat di kaki kananku. ‘’Hey!kamu tolong ambilkan cincin itu dan bawa kesini!’’ kata pendeta dengan suara lembut. ‘’Tidak usah pendeta,saya saja’’ kata Yoo Sung. Dia menghampiriku. Dia malah mengenakan cincin itu pada jari manis tangan kananku. Aku jadi bingung dan malu. ‘’Ayah, aku dan Ara menolak pernikahan ini! Kami tak saling mencintai! Aku mencintai Nadita, dan Ara mencintai Lee In kekasihnya! Jadi kami berniat untuk menggagalkan pernikahan ini!’’ kata Yoo Sung pada Ayahnya. Banyak wartawan yang menyorot wajahku. Aku sangat malu. Dari kejauhan aku melihat Jung Ara senyum padaku. Dan ada seorang pria menghampirinya. Kami semua, aku,Yoo Sung,Ara,dan Lee In pergi dari hotel itu. Kami semua pergi ke Tower Namsang. Bukankah itu sangat gila?. Kami semua mengunci gembok bertuliskan nama kita. Dan hari itu Ayah dari Yoo Sung dan Ibu dari Jung Ara sangat marah besar. Tapi Yoo Sung dan Ara tak peduli akan hal itu. Kata mereka,mereka kan berbeda agama,keyakinan,pendapat,dan  hubungan mereka hanya sebagai sahabat waktu SMP.
Sejak itulah aku dan Yoo Sung berpacaran dan kami sangat giat bekerja.








Aku ingin memeluk kalian satu kali lagi

Bulan ini aku cuti kerja. Aku bekerja disebuah perusahaan ternama di korea. Bukannya aku sombong. Gaji satu bulanku berkisar 37 juta jika dirupiahkan. Tapi aku sering mentransfer ke keluargaku di Semarang. Baik untuk mencukupi kebutuhan keluargaku. Dan memberi makan anak yatim piatu. Aku ingin sekali bekerja di Indonesia. Karena selama aku di Korea,aku jarang makan makanan favorit ku.  Seperti,telur ceplok balado,kentang balado,es teh,air kelapa,buah alpukat,mangga,nanas,dan masih banyak lagi. Tapi kali ini aku bisa makan semua itu. Karena liburan ini akan aku gunakan sepuasnya di Indonesia. Sudah 4 tahun aku di negeri orang lain. Kayak orang ilang lagi.
Aku sudah ijin kok! Pada pacarku. Yoo Sung. Dia selalu cerewet. Tapi biarkan sajalah. ‘’Mau makan apa Nadita?’’ tanya Kak Dilla di pagi hari itu. ‘’Mau makan bubur ayam dong!’’ kataku. ‘’Okeh’’balasnya. 5 tahun 5 menit kemudian. Enggak ding,becanda..cuman 5 menit kok!. Kak Dilla membawakan aku bubur putih dan ayam jago masih hidup. ‘’Hey! Nadita,ini bubur dan ayamnya!susah tau cari ayamnya,aku ambil di rumah Bu Ina!’’ katanya. ‘’Hey Dilla!kemarikan ayamku!’’ kata Bu Ina didepan rumahku. Dan ia segera menyerahkannya. ‘’Kak! Kamu dah gila apa ya?’’ kataku. ‘’Enggaklah Cuma pengin buat kamu ketawa ajah?’’ katanya. ‘’Gimana dia gak gila Kak Dita, kan Kak Dilla bentar lagi mau nikah sama Bang Arif!’’ kata Safa. ‘’Bener-bener’’ kataku.

Lusanya Kak Dilla resmi dipersunting oleh Bang Arif,seorang Dosen di UNES. Keren bukan?. Usia Kak Dilla kini 25 tahun,dan Bang Arif usianya 27 tahun. Walau berbeda usia tapi mereka romantis lho.
Aku masuk ke kamar,saat malam hari. Aku baru mau SMS Yoo Sung. Tapi aku menginjak air di lantai. Mungkin ini air yang tumpah tadi waktu aku mau minum. Apa ompolnya Kak Dilla ya? Apa ompolnya adik babyku. Yang baru berusia 1 tahun?. Aku segera mengelapnya dengan tisu. Saat aku mengelapnya. Aku melihat kotak di bawah kolong tempat tidurku. Aku mengambilnya. Bukankah ini kotak yang berisi foto-foto masa aku lulusan dulu?. Aku membuka dan melihatnya satu persatu. Ada fotoku bersama Ririh,Fadiah,Nely,Fakih dan Rolan. Tapi ada foto satu yang terselip. Foto siapa ini?. Aku melihatnya. Ternyata ini foto Ayahku. Maaf aku sudah tak menganggapnya sebagai Ayahku lagi. Tapi aku tak bisa bohong. Aku sangat rindu pada Ayah kandungku. Aku pun tidur dan menaruh foto itu dibawah bantalku. Aku menangis mengingat masa di mana Ayah menggendongku,memainkan ku di ayunan taman yang sering kukunjungi sewaktu kecil,saat keluarga kami berenang bersama. Dan masih banyak lagi kenangan yang terselip.

Esoknya,aku mau pergi. Aku udah pamitan sama Bunda dan Ayah. Di rumahku masih saja sibuk,setelah pernikahan Kak Dilla. Aku pergi menggunakan motor Kak Dilla. Kau tahu aku mau kemana?. Aku akan mengunjungi kampung lamaku. Sebelum aku pergi ke Korea,aku mendengar bahwa Ayahku sudah menikah dengan janda selingkuhannya. Untungnya aku masih ingat dimana rumahnya.
‘Tuok..tuok..’suara pintu ku ketuk. Pintu rumah janda itu. Janda centil yang dinikahi oleh Ayahku. Jika kalian membaca novel ini dari awal,pasti kalian tahu kan?siapa janda itu?. ‘’Hey! Ada apa si? Dataeng pagi gini?’’ suara mirip ibu-ibu yang tak lain janda itu,akan membukakan pintunya untukku. ‘’Halo?’’ sapaku. ‘’Siapa kamu? Mau cari siapa disini?’’ tanyanya. Oh?apakah janda ini tak tahu aku?atau lupa padaku?. Pantas saja hampir 5 tahun tak berjumpa?. ‘’Apakah anda tak mengenali saya sama sekali?’’ tanyaku. ‘’Udah bilang aja apa urusanmu kesini?’’ bentaknya.

‘’Saya anak dari Pak Ahmad? Suami anda! Anda masih ingat 5 tahun yang lalu?ketika saya menentang pernikahan anda dengan ayah saya saat umur saya berusia 18 tahun? Dan kini saya sudah berusia 23 tahun! Saya ingin Ayah saya! Dimana dia?’’ kataku pada Janda yang tengah menguap itu. ‘’Oh? Bener-bener aku inget,jadi kamu?,dan kamu kesini mau cari Ayahmu si brengsek itu? Kami sudah cerai?kenapa?’’katanya. ‘’Dan lebih baik kamu pergi aja!’’ sambungnya. Ia mau menutup pintu. Tapi langsung ku tendang. ‘’Kau! Katakan dimana Ayahku!’’ kataku mengancam. ‘’Aku gak tahu! Pergi!’’ katanya. ‘’Halo!polisi! desa Waruh Wingin rumah janda gila ini bermasalah!’’ kataku pura-pura menelpon. Sepertinya Janda itu tak tahu kalau aku hanya berpura-pura saja. ‘’Hey! Tunggu!baiklah aku akan katakana dimana Ayahmu!’’ katanya. Dia menceritakan tempat tinggal Ayah.
Aku segera menutup ponselku dan menstarter motor. Aku mencari tempat itu. Ternyata tempat ini hanya tumpukkan sampah. Kurangajar Janda itu! Beraninya ia mengerjaiku. Aku turun dari motor hanya ingin melihat tumpukkan sampah yang menjijikan itu. Tiba-tiba terdengar suara. ‘’Uhuk!-----uhuk!!!!!’ suara batuk dari bapak-bapak yang berbalikkan badan dariku. Perawakannya mirip seperti Ayahku. Dia membalikkan tubuhnya. Aku melihat wajah itu. Aku memahaminya betul. ‘’Ayah?’’ kataku sambil menjatuhkan air yang ada dimataku. Sosok itu melihatku. ‘’Nadita! Anakku?’’ katanya terbata dan terbatuk. Aku pergi dari tempat itu. Aku tak sanggup melihat kondisi beliau sekarang.
Ia memakai baju rombeng,ia mengorek orek sampah. Apakah itu pekerjaannya sekarang?. ‘’Nadita tunggu!’’ teriak Ayah. ‘’Ada apa? A…ya..h!’’ kataku lagi-lagi menjatuhkan air yang tergenang di mata. ‘’Akhirnya..disisa hidup Ayah,Ayah bisa melihat anak kesayangan Ayah..Ayah rindu padamu!’’ kata Ayah. ‘’Tapi aku tidak!’’bentakku. ‘’Lalu untuk apa kau kesini nak jika bukan untuk mencari Ayahmu ini?’’ tanya Ayah. ‘’Aku mau pergi dan kau Bukan Ayahku lagi! Aku sudah punya Ayah yang jauh lebih baik yang jauh lebih kaya darimu!’’ kataku dan melepaskan genggaman tangan dari nya dan lekas pergi. ‘’Uhuk!-----uhuk!!!!’’ suara itu dari Ayah. Dan Ayah tergeletak. ‘’Ayah?Ayah pingsan?’’ kataku menhampirinya. Aku membawanya ke rumah sakit. Ia ditangani oleh dokter di ruang UGD. Aku juga bingung.
‘’Maaf,apakah anda keluarganya?’’ tanya dokter. ‘’Ya! Saya anaknya’’ kataku. ‘’Pasien ingin  bertemu anda! Silahkan masuk!’’ katanya. Dan aku menuruti kata dokter itu. Aku berdiri disamping Ayah kini.
‘’Nadita..’’kata Ayah. Tapi aku tak menatap wajahnya. ‘’Apakah kamu kini bahagia dengan keluarga barumu?’’tanya Ayah,tapi lagi-lagi aku tak menggubris,tapi aku hanya menangis. ‘’Maafkan Ayah telah membuat Alif pergi! Dan Kak Meisa!’’kata Ayah lagi. ‘’Maaf kan Ayah Nadita…hek…hek’’ kata Ayah sambil menangis. Aku mendengar Ayahku menangis?. Ayah bisa menangis?. Kukira Ayah selamanya akan jahat. ‘’Tapi tenang Nadita..kini Ayah akan dikirim oleh Allah ke neraka! Ayah akan membalas semuanya disana!’’ kata Ayah. Baru saat kata Ayah itu. Aku mau menatap wajahnya. ‘’Ayah jangan bilang begitu’’kataku. Dan suara pintu terbuka. Sepertinya Ayah,Bunda,Kak Dilla,dan Safa sudah datang. Aku baru saja menghubunginya.
‘’Ayah akan pergi!tolong do’akan Ayah selalu ya!’’ kata Ayah dengan nada suara berat. ‘’Mas..ucapkan kata la..illah..ha illallah mas..’’kata Bunda. Tapi ayah Sudah pergi. Aku langsung mencari dokter,dan membawanya untuk memeriksa Ayah. ‘’Maaf,dik Ayah anda sudah tak bisa ditolong lagi..nyawanya sudah tidak bisa lagi ditolong! Karena kedua ginjalnya sudah tak berfungsi lagi! Sudah 2 tahun Ayah anda mengidap penyakit gagal ginjal akibat minum-minuman! Apakah anda tidak tahu? memang berat untuk menerimanya. Saya turut berduka’’kata dokter dan meninggalkan kami. Aku menangis.
‘’Ayo pulang!’’kata Bunda di kuburan. ‘’Enggak bund,aku pulang aja sendiri,kalian duluan aja!’’ kataku. Dan mereka meninggalkanku sendirian disini. Di kuburan. Hujan mengguyurku. Hari Sealasa itu. Lagi-lagi Hari Selasa itu. Sungguh tragis bukan?. Aku teriak. ‘’Ayah! Maafkan atas sikapku pada Ayah,disaat-saat terakhir Ayah!Ayah adalah oreng ke empat yang sudah hilang direbut oleh Allah di Hari Selasa!maaf kan Aku Ayah!. Andaikan Ayah bisa mendengarkanku hek..hek..’’kataku dan tiduran di tanah jemblug itu. Aku tak peduli bajuku kotor. Aku tak peduli.

Aku sudah membersihkan semua badanku. Aku sudah sedikit-sedikit melupakan kejadian tadi sore. Aku tidur dengan memegang potongan foto Ayah. Yap,hanya foto ini saja yang kupunya.
‘’Bund,aku mau pergi ke taman kota!’’ kataku. Aku mengayuh sepeda. Aku pakai baju putih dan celana terning. Sungguh santai bukan?. Karena aku ingin melupakan kejadian buruk itu. Aku mendengarkan lagu pakai headset. Aku ingat betul taman ini. Taman ini masih sama seperti 5 tahun yang lalu. Taman dimana aku suka menabur benih jagung untuk merpati putih ini. Aku ingat saat aku disini bersama Rolan. Aku rindu pada sahabatku itu. Dan juga cinta pertamaku itu.
Aku melihat sosok lelaki yang tengah melihat merpati putih yang sedang makan benih jagung taburanku. Aku paham. ‘’Rolan?’’ sapaku. ‘’Nadita?’’ balasnya masih tercengang. ‘’Sedang apa kau disini?’’ tanyaku. ‘’Liburan…aku cuti..kau?’’ tanyanya. ‘’Sama!’’ balasku. Kami berpelukkan. Aku merasa kini dia tambah putih,tampan,gemuk,dan tinggi.
Kami berdua mengobrol di resto kesukaan kami. ‘’Bagaimana pekerjaanmu?kudengar dari Ibumu?kau sudah bekerja!’’ tanya Rolan. Aku melepaskan secangkir kopi itu dari mulutku. Dan mau menjawab. ‘’Benar! Aku kerja juga disana!’’ kataku. ‘’Oh!’’ katanya. Tiba-tiba saja ia menerima telfon. ‘’Maaf Nadita!bagaimana kalau besok kita bertemu lagi diatap gedung kesukaan kita?aku tidak bisa berlama-lama!ada tugas yang harus kuselesaikan! Boleh aku meminta nomormu?’’tanyanya. ‘’Tidak perlu minta!nomorku masih yang dulu!’’ kataku. ‘’Ya sudah aku pergi dulu!’’ sambungku.
Hari esok tlah tiba. Sebenarnya aku tak mau menemuinya,karena aku mau makan bakso favoritku di warung yang biasa ku datangi sewaktu lalu. Aku kini berada diatap gedung. Aku masih menikmati udara bebas Semarang. Sangat indah pemandangan jika dilihat dari atas. ‘’Hai Nadita! Lama kau menungguku?’’sapa Rolan tiba-tiba. Akhirnya ia menepati janjinya. ‘’ tidak si,. Ada apa kau mengajakku kemari?’’tanyaku.
‘’Aku ingin menunjukkan padamu gadis yang selama ini kusukai!’’balasnya. ‘’Oh? Kapan dia datang?dia akan kesini?’’ tanyaku. ‘’Yah! Dia akan datang 15 menit lagi! Kumohon tunggu ya? Mari duduk!’’ kata Rolan. Entah kenapa aku tak merasa cemburu. Mungkin perasaanku padanya sudah berakhir selama aku berada di Korea. Mungkin?.
Kami terduduk diam melihat ramainya kota Simpanglima. ‘’Apakah kau sudah dapat gadis baru?’’tanyaku memecah keheningan. ‘’M-hmm’’ balasnya. ‘’Orang mana? Apakah dari Jepang juga?’’ tanyaku. ‘’Tidak!dia adalah gadis Indonesia!’’balasnya. ‘’Ow..jadi dia dari Indonesia juga? Coba dong ceritakan bagaimana dia bisa menarik perhatian sahabatku ini?’’ tanyaku di menit ke 10. ‘’Dia itu cantik dari dalam,orangnya ramah,dia selalu menghiburku disaat kuputus cinta pertama kalinya,dia selalu tersenyum padaku,dia orang terdekatku. Dan untuk pertama kalinya aku tak memiliki perasaan padanya,tapi setelah kepergianku ke Jepang…saat aku melihat fotoku dengannya aku merasakan hal aneh..aku jatuhn cinta padanya…kukira aku tak dapat berjumpa dengannya lagi! Tapi Tuhan memberikanku kesempatan! Tapi aku tak tahu gadis itu menyukaiku atau tidak?makanya akan ku persunting nanti?’’ jelasnya. ‘’Oh?kenapa kau belum tahu perasaannya padamu?’’kataku. ‘’Entahlah! Dita..bagaimana jika aku nantinya akan ditolak olehnya?’’tanyanya padaku. ‘’Nanti aku akan mencoba membujuknya..tenanglah!’’kataku dan menepuk pundaknya. Tapi benar-benar aneh. Bukannya cemburu,aku malah men-suportnya.
‘’Rolan udah 15 menit! Mana gadis itu?’’ tanyaku. Tiba-tiba Rolan memelukku. ‘’Dia sudah datang! Dari tadi malah’’ balasnya. Aku jadi tambah bingung. ‘’Tapi mana?aku tak melihatnya?kau melihatnya?mana?dimana gadis itu berada?kau malu padan……’’tanyaku cerewet. ‘’Gadis itu kini ada dipelukkanku’’balasnya ringan. Apa maksudnya?. ‘’Kau lah gadis itu..aku menyayangimu Nadita..aku mencintaimu..kau lah gadis yang kumaksud..sungguh butuh keberanian besar untuk mengungkapkannya padamu!’’ katanya. Apa?gadis itu aku?. Aku berusaha untuk melepaskan pelukkannya. Tapi tak bisa,ia memelukku sangat erat. ‘’Apa maksudmu Rolan?’’tanyaku. ‘’Aku mencintaimu..apakah kau juga?’’tanyanya menangis dan melepaskan pelukkannya. ‘’Aku mencintaimu’’kataku. ‘’Tapi rasa cinta itu dulu sewaktu kita SMA! Aku memang pernah mencintaimu! Tapi kini aku menyayangimu..sebagai sahabat’’kataku mengurai air mata dan berdiri. ‘’Tapi kenapa?kenapa kau tak bisa mencintaiku lagi?bisakah kau mencintaiku lagi? Please Be Main!’’ pintanya. ‘’Tidak..tidak bisa Rolan..cintaku padamu sudah berakhir..’’kataku menatap matanya. ‘’Apakah kau sudah punya lelaki di Korea?atau lelaki lain?’’tanyanya tiba-tiba. Aku terkejut. Sungguh terkejut. ‘’Yah’’kataku dengan lirih.
Aku meninggalkannya pergi. ‘’Jadi maksudmu aku terlambat untuk memilikimu?’’tanyanya. Di otakku,ini adalah mimpi buruk. Kenapa ia selalu melontarkan pertanyaan aneh padaku. Dari belakang dia memelukku. Aku dipeluk olehnya dari belakang. ‘’Baiklah!memang kita tak pantas untuk memiliki! kita hanya pantas jadi sahabat?’’katanya. aku masih tercengang. Dia melepaskan pelukkannya. ‘’Tenang Nadita..aku akan melupakan masalah ini!’’ katanya. ‘’Ayo Growfie..karena lusa aku akan kembali ke Jepang!’’katanya. ‘’Okeh!’’ aku setuju dengannya. ‘’Nadita..aku pulang dulu ya?kau hati..hati’’katanya setelah Growfie di atap. ‘’M-hmm’’ kataku mengangguk. ‘’Tunggu Rolan!’’ kataku. ‘’Merunduklah!’’ perintahku. Dia merunduk. Aku mencium keningnya. Dan dia tercengang. ‘’Dah Rolan sahabatku?’’kataku melambai. Dia meninggalkan ku di atap. Sungguh hari ini aneh tapi senang. Uhuy!!!!!


15 menit bersamamu sahabatku







Milikmu?

Liburanku sudah usai di Semarang. Waktunya ku melanjutkan kerja di Korea. aku selalu bekerja dengan giat. Aku jadi salah satu manager di perusahaan ternama di Korea. Sudah 2 minggu, Yoo Sung tak kontak denganku. Apakah dia sangat sibuk?. Atau pergi ke luar kota?ke luar negeri mungkin?. Mungkin!. Padahal aku sudah menghubunginya. Sudah dia tidak menjemputku lagi! Saat di bandara. Tapi tak masalah bagiku. Namun kini yang jadi pertanyaan. Dimana dia?.
‘’Maaf….Onnie..apakah anda mengetahui dimana Tn. Yoo Sung berada?’’tanyaku pada sekertaris kantor perusahaan Yoo Sung. ‘’Maaf..anda siapa?’’tanyanya. ‘’Saya..temannya’’balasku. aku tak mau memberitahunya kalau aku kekasihnya. ‘’Oh..setahu saya..Pak Yoo Sung sedang ada urusan penting di Indonesia?’’balasnya. Apa?. Di Indonesia?. Tapi yang jadi masalah kenapa sekertaris ini bilang Pak pada Yoo Sung?. Memang dia sudah bapak-bapak apa?. Lagian umurnya kan baru 24 tahun?. ‘’Oh? Boleh tahu ada apa?’’tanyaku sekali lagi. ‘’Saya dengar dia ada urusan untuk pernikahannya?..maaf onnie..saya masih ada urusan lagi?’’kata sekertaris cantik itu.
Badanku lemas. Baru urusan satu hilang. Muncul lagi. Di apart,aku masih memikirkan soal yang tadi. Apakah Yoo Sung mengkhianatiku?. Tapi kenapa?. Aku hampir gila 1 minggu. Pekerjaanku berantakan. Suara ponselku berbunyi. ‘’Yoo Sung?’’kataku. ‘’Cepat terima barang ini!’’ katanya di telfon. Dan tiba-tiba ada seorang datang ke apartku. Sepertinya dia penghantar barang?. Aku menuruti kata Yoo Sung. Apakah dia merencanakan semua ini!. Setelah menerima barang..aku langsung. ‘’Hey!psikopat..’’teriakku. Tapi diputus olehnya. ‘’Pasti kau mau marah kan?nanti saja pacarku! Di Jeju..kutunggu kau’’katanya. Dan menutup ponselnya. ‘’Memang psikopat’’ desisku.
‘’Apa ini?’’kataku. dan segera membuka kotak itu?. ‘’Baju?’’kataku. Seperti gaun?cantik lagi. Aku akan menuruti kata psikopat itu. Tapi setelah kenyataan terbukti benar,aku akan melupakannya. Lihat saja nanti!
Aku tiba di tempat. Di Pulau Jeju?. Pulau yang selalu kuimpikan bersama kekasihku. Malah nantinya akan ada perang dunia ke 5. Awas kau Yoo Sung!.
‘’Hey! Yoo Sung? Kau telah mengkhianatiku ya? Kata sekertaris kantormu kau akan menikah?’’bentakku. ‘’Sini duduklah!kau tidak malu apa dilihat orang?’’katanya. ‘’Ah sudahlah..cepat jelaskan!’’pintaku. ‘’Aku minta putus!’’kata Yoo Sung. ‘’Ah benarkan ku bilang kau mengkhianatiku! Baiklah jika itu yang kau mau!’’kataku merengek. Dan mau pergi meninggalkannya. ‘’Happy Birthday to Nadita!’’ tiba-tiba kata Ayah,Ayah Yoo Sung,Kak Dilla,Safa,dan seorang Ibu-ibu. Aku jadi tambah bingung. ‘’Hey!psikopat ada apa ini?’’bentakku. ‘’Sini kuceritakan..jadi selama kau tak ada aku mencari Ibuku,nah itu dia..Orangtuaku kembali..aku diajak oleh Ibuku ke Indonesia untuk bertemu sahabatnya..yaitu Ibumu!’’katanya. aku melihat mereka semua. Ternyata Ayah Yoo Sung sudah berubah. ‘’Aku mau memutuskanmu sebagai pacar..tapi akan melamarmu menjadi istriku!’’katanya. Aku jadi tambah bingung. Dia menjelaskan secara singkat. Tapi kini aku maksud?. Kami berdua berjalan meninggalkan mereka. ‘’Hey! Yoo Sung?katanya kau mau melamarku jadi istrimu?apakah kau siap menjadi Imamku?’’tanyaku. Dia mengangguk. ‘’Aku mau tanya satu hal lagi! Apakah kau sudah sunat?’’tanyaku. ‘’Sudahlah!tenang saja aman!’’katanya. ‘’Apa maksudmu?’’ kataku dan berlari. ‘’Hey!bukankah kau tadi putus asa saat kuputuskan?kau cemburu saat aku mau menikah dengan orang lain dengan wanita lain?’’teriaknya dan mengejarku. ‘’Tidak cemburu psikopat! hanya aku akan merobek muka wanita yang berani mendekatimu!’’teriakku. ‘’Bagaimana jika wanita itu adalah nenekku?’’ledeknya. aku hanya terdiam dan tertawa. Yah,dia berhasil menangkapku. Dia memelukku. Jantungku berdebar tak karuan. Tapi ku tahan. ‘’Saranga’’katanya. ‘’Saranga..’’balasku. Dia mencium pipiku 2 kali. Aku malu. Tapi tak bisa menahan ini. Senja sore itu sangat indah dengan pengalaman yang aneh. Dan tepatnya hari itu Hari Selasa. Hari yang selalu kubenci. Tapi kini ku tak membencinya. Aku hanya berpikir semua yang ada didunia ini hanyalah takdir belaka.
Sudah 2 tahun kami menikah. Kami dikaruniai 2 orang anak. Anak pertama laki-laki dan kedua wanita. Semoga keluarga kecil kami jadi yang paling Sakinah..Mawardah..dan Warrohmah..baik di dunia maupun di akhirat.  Amien..


Tamat






Catatan
Bagaimana kawan? Isi novel ini?mendidik?menarik?
Kirimkan komentar kalian di akun ku ya? Kutunggu kok! Dan akan ku balas jika sempat

Kritik dan Saran selalu kutunggu..agar aku menjadi penulis yang professional bagi bangsa.









Terimakasi kawan tlah membacanya!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar